Tentang Harta
Harta adalah istilah yang sering kita dengar dalam berbagai konteks, baik dalam dunia ekonomi, hukum, maupun sosial. Secara umum, harta merujuk pada semua barang atau aset yang memiliki nilai, baik itu berupa fisik maupun non-fisik. Pemahaman yang tepat tentang harta sangat penting agar kita dapat mengelola dan memanfaatkannya dengan bijak.
Jenis-Jenis Harta
Salah satu cara untuk memahami harta adalah dengan mengenali berbagai jenisnya. Harta dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk harta tetap seperti tanah dan bangunan, serta harta bergerak seperti kendaraan dan peralatan. Di samping itu, dapat juga berupa aset non-fisik seperti hak paten, merek dagang, dan kepemilikan intelektual.
Manfaat dan Bahaya Harta yang Harus Diketahui Jika Bermimpi Jadi Kaya
Sebelum seseorang melakukan suatu usaha untuk menggapai cita-cita, maka biasanya orang tersebut mempunyai pengetahuan tentang manfaat dan rintangan apa saja mengenai hal yang ia impikan. Begitu juga dengan menjadi orang sukses yang kaya harta, sebelum ia berusaha untuk menjadi kaya, maka alangkah baiknya ia mengetahui manfaat dan bahaya harta agar hidupnya selamat dan tidak sengsara. Namun jika seseorang sudah terlanjur kaya, mengetahui manfaat dan bahaya harta adalah modal tambahan agar ia bisa memanfaatkannya di jalan kebaikan semaksimal mungkin.
Sikap Manusia yang Menjadikan Harta Tercela
Harta menjadi sesuatu yang tercela bukan karena zatnya, namun sikap manusia terhadapnya yang membuat harta itu menjadi tercela. Harta hanyalah sebagai alat prasarana, baik dan buruknya tergantung siapa yang menggunakan. Jika orang itu baik, maka akan menjadi hal yang terpuji. Begitu juga sebaliknya, jika orang itu buruk, maka harta itu menjadi tercela. Berikut sikap yang menjadikan harta menjadi tercela :
Menjadi Terlalu Rakus
Rakus atau tamak adalah sikap yang tercela. Menghalalkan segala cara hanya untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Tidak peduli teman ataupun saudara asal main sikut saja. Semangat mencari harta itu memang sebuah keharusan bagi laki-laki. Laki-laki di pandang mulia karena mempunyai harta. Namun bukan berarti harus rakus ketika melihat harta. Layaknya bisnis MLM, melihat satu kepala manusia berarti melihat jumlah uang yang bisa ia ambil darinya.
Mendapatkan dengan Cara Tidak Halal
Yang haram saja susah, gimana mau cari yang halal? Begitulah kata-kata orang yang putus asa dengan jalan mencari rizki di jalan yang baik, orang yang tidak bisa bersabar dengan datangnya rezeki. Ia tidak memperdulikan jalan halal haram, yang ia tuju hanyalah mendapatkan sebanyak-banyaknya. Selain berefek buruk pada diri sendiri berupa hilangnya keberkahan terhadap harta itu, mencari harta yang dengan cara tidak halal juga akan merugikan orang lain. Bahkan bisa merusak suatu negara, misalnya korupsi, menjual narkoba, pencurian, penipuan, dan lain sebagainya.
Menahan Kewajiban Harta
Harta menjadi tercela jika yang seharusnya dikeluarkan sebagai bentuk kewajiban namun masih ditahan oleh pemiliknya. Diantara kewajiban harta yaitu membayar zakat dan pergi haji jika sudah mampu. Bukan hanya kewajibannya saja harta harus dikeluarkan, agar harta tidak tercela dan bermanfaat bagi sesama, maka keluarkan juga harta untuk peduli terhadap sesama dan lingkungan.
Dibelanjakan untuk Bermaksiat /Menghambur-hamburkannya
Harta yang seharusnya dipergunakan sebagai sarana kebaikan akan menjadi tercela jika salah dalam penggunaannya. Seperti untuk minuman keras, berjudi, berzina, ataupun hanya sekedar sebagai pendukung bagi orang-orang yang ingin bermaksiat. Harta juga tercela jika hanya digunakan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan hanya untuk berbangga-bangga /sombong bahwa ia mampu membeli barang mewah sedangkan orang lain tidak.
Harta yang Terpuji
Rakusnya manusia terhadap harta dan kedudukan dapat menyebabkan rusak agamanya. Menjatuhkan orang lain untuk memuliakan diri, membranding diri. Itulah kejahatan agar ia mulia di mata manusia. Mencari kemuliaan di mata manusia itu buruk, namun jauh lebih buruk jika ia menjatuhkan orang lain agar ia mendapatkan kedudukan dan kemuliaan di mata manusia. Cara mengobati racun harta yaitu dengan cara yang halal untuk mendapatkannya dan menghabiskan dengan cara yang halal juga. Itulah harta yang halal. Lantas apa yang dimaksud dengan harta haram? Yaitu harta yang di dapatkan dengan cara yang haram dan menghabiskannya dengan cara yang haram juga.
Harta terpuji karena mengantarkan kepada maslahat di dunia dan akhirat, penopang kehidupan manusia. Allah jadikan harta sebagai penopang kelancaran hidup manusia. Tidak ada kebaikan bagi orang yang malas bekerja mengumpulkan harta yang halal.
Manfaat Harta Bagi Hidup Manusia
Tidak ada manusia yang tidak mengetahui manfaat harta. Semua orang mengetahuinya, dan setiap orang berbeda-beda pendapat mengenai apa saja manfaat harta. Namun dari banyak pendapat ada satu kesamaan, yaitu dengan harta mereka bisa memenuhi semua keinginan. Apa saja manfaat harta? Bagaimana cara Islam dalam menggunakan harta?
- Menyelamatkan wajahnya dari manusia, terhindar dari meminta-minta dan mengemis.
- Dengan harta bisa menjalin hubungan baik dengan saudaranya. Memberi uang jajan, pinjaman, membawa oleh-oleh.
- Melakukan berbagai kewajiban dengan hartanya, misal zakat dan haji.
- Harta adalah alat bantu bagi agama. Dengan harta agamanya lebih terjaga. Harta adalah senjata bagi orang yang beriman, agar bisa merdeka dan beramal lebih banyak lagi.
- Harta dibelanjakan untuk kepentingan diri pribadi seperti ibadah haji. Menafkahi diri sendiri yang menopang ibadah seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Karena jika ini tidak terpenuhi ia tidak akan bisa fokus dalam menjalankan ibadah.
- Harta yang dibelanjakan untuk orang lain. Seperti sedekah. Memberi harta dalam rangka untuk menjaga kehormatan dan nama baik. Kepada orang kaya dalam bentuk hadiah, jamuan makan, bantuan, yang dengannya ia bisa mempunyai kawan yang baik. Memberi uang agar terhindar dari gangguan. Menjaga nama baik dengan harta itu sedekah karena dapat terhindar dari maksiat berupa ghibah dan permusuhan yang memungkinkan untuk saling balas dendam.
- Harta sebagai upah pelayanan urusan pribadi. Orang akan sibuk dengan memenuhi pelayanan diri sendiri secara langsung, akhirnya akan mengurangi waktu untuk beribadah, meningggalkan aktivitas ilmu dan dzikir. Misalnya membeli alat untuk mengurangi pekerjaan kita, mengupah tukang untuk menyelesaikan urusan kita.
- Harta untuk kebaikan yang lebih luas. Seperti membangun madrasah, wakaf, membangun jalan dan jembatan.
- Harta yang berkenaan dengan manfaat duniawi. Selamat dari kehinaan meminta-minta dan kefakiran, mulia di hadapan manusia, dihormati orang lain, gagah dan berwibawa.
Bahaya Harta
Selain mempunyai begitu banyak manfaat, harta juga mempunyai sisi buruk dari aspek agama maupun dunia. Patut untuk diketahui bahaya harta agar pemiliknya tidak binasa sebab hartanya.
Harta yang melimpah dapat menyeret orang untuk mudah bermaksiat kepada Allah. Punya harta adalah bentuk kemampuan untuk bisa bermaksiat. Seperti judi, minuman keras, berzina, sombong dan menghina orang lain, makan makanan yang haram, dan lainnya. Jika menuruti dorongan untuk bermaksiat, maka ia kan binasa. Namun jika ia bersabar maka ia akan merasa tersiksa karena harus menahan godaan untuk bermaksiat padahal ia mampu untuk melakukannya. Punya banyak harta maka godaan untuk bermaksiat jauh lebih besar.
Harta menggerakkkan orang untuk bersenang-senang dalam hal yang mubah. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka ia tidak lagi memiliki kesabaran untuk melakukannya. Jika sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan yang mubah, ia akan mencari yang haram. Orang ini bisa saja menjadi munafik, bermuka dua, untuk mengembangkan hartanya karena harus berinteraksi dengan banyak orang. Ketika berinteraksi maka kan jatuh dalam ghibah, fitnah, dan adu domba.
Semakin banyak harta yang ia punya, maka ia akan semakin takut kehilangannya. Sehingga harta bisa melalaikannya dari mengingat Allah. Adanya ketakutan, ras cemas, sedih, lelah, khawatir terhadap harta untuk mengurusnya, menjaganya agar tidak hilang dan berkurang. Bahkan bisa saja ia menjadi orang yang mengingkari Allah. Seperti Qorun yang meyakini bahwa harta yang ia punya adalah berkat kerja kerasnya, bukan dari pemberian Allah.
Itulah beberapa manfaat dan bahaya harta. Lantas bagaimana agar kita bisa memanfaat harta dan terhindar dari bahayanya? Solusinya adalah ambil secukupnya, salurkan untuk jalan kebaikan sisanya, dan genggam harta hanya sekedar di tangan saja, jangan masukkan dalam hati kecintaan terhadap harta, karena jika suatu saat harta itu habis dan menghilang, maka hidup tetap akan baik-baik saja.