Teknik Melawan Manipulator yang Berusaha Memanfaatkan Kita

Apa Itu Manipulator?

Manipulator adalah sebuah kata yang sering digunakan dalam berbagai konteks, namun dalam konteks umum, manipulator merujuk pada seseorang atau sesuatu yang melakukan manipulasi atau pengendalian terhadap suatu situasi atau objek.

Manipulator dalam Hubungan Antar Manusia

Dalam konteks hubungan antar manusia, manipulator merujuk pada seseorang yang menggunakan taktik manipulatif untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain demi kepentingan pribadi. Manipulator cenderung menggunakan teknik-teknik psikologis, seperti pemerasan emosional, pengabaian, atau pemutarbalikan fakta, untuk mencapai tujuan mereka.

Manipulator sering kali memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan kelemahan atau kerentanan orang lain. Mereka mungkin menggunakan rayuan atau manipulasi emosional untuk mendapatkan simpati atau dukungan dari orang lain. Mereka juga dapat memanfaatkan kepercayaan orang lain dengan berbohong atau menyembunyikan informasi penting.

Manipulator dalam Hubungan Antar Manusia

1. Gaslighting

Yaitu teknik manipulatif berbahaya yang berfungsi untuk mendistorsi dan mengikis kesadaran, melemahkan kepercayaan terhadap kemampuan diri. Dan kita tidak dibenarkan untuk mengakui bahwa kita sedang diperlakukan dengan tidak baik. Cara melawan gaslighting yaitu dengan kesadaran diri untuk menjalani kenyataan yang ada.

2. Proyeksi

Perasaan orang lain yang meyakini bahwa semua kesalahan yang terjadi disebabkan oleh kita, bukan mereka sendiri. Proyeksi merupakan sebuah cara pertahanan diri yang digunakan untuk mengalihkan tanggung jawab atas perbuatan dan sifat negatif seseorang dengan menghubungkannya kepada orang lainnya. Solusinya yaitu jangan memproyeksikan rasa empati dan kasih sayang kepada orang-orang toxic, dan jangan memiliki proyeksi apapun dari orang tersebut.

3. Generalisasi

Para manipulator tidak pernah mau mengerti apalagi memahami apa yang kita katakan. Seringkali mereka akan mengeneralisasi apa yang kita katakan secara spesifik hanya untuk membuat kita merasa bersalah. Mereka bukanlah pendengar yang baik, gagal dalam memahami perspektif yang kita tawarkan.

Sebagai contoh, bahwa kita mengkritisi pekerjaan mereka dalam bidang pengelolaan anggaran yang kurang tepat pada beberapa bidang dan harus ada perubahan mengenai kuantitas sebagian item agar anggaran bisa merata. Namun mereka akan mengatakan bahwa kita menilai mereka telah gagal melakukan pekerjaannya dan menilai balik kita sebagai seorang yang perfeksionis atau orang yang tidak pernah puas dengan apa yang dikerjakan orang lain.

Untuk mengatasinya adalah dengan tetap mempertahankan apa yang kita yakini tanpa memaksa mereka untuk melakukan dan menepis pemikiran mereka yang menggeneralisasi.

4. Mengubah Ekspektasi

Mereka tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah kita berikan, bahkan ketika kita telah memenuhi apa yang telah mereka minta. Bagaikan memindahkan pelabuhan ketika kita telah menyandarkan kapal. Seperti meminta dibuatkan candi Borobudur, ketika candi mendut telah selesai didirikan. Mereka akan selalu mengubah ekspektasi hanya untuk memvalidasi bahwa kita tidak akan pernah bisa memenuhi apa yang mereka minta dengan meminta lebih banyak bukti.

Untuk melawan perlakuan seperti ini, pergi dan jangan pernah merasa haus akan validasi dari orang seperti ini. Mereka hanya ingin memuaskan diri sendiri dengan menipu kita agar selalu menuruti apa yang mereka inginkan.  Sadari bahwa kita telah mampu melakukan yang terbaik untuk mereka, jika mereka tidak bisa menerima, maka mintalah mereka untuk melakukannya sendiri.

5. Mengubah Topik Pembahasan

Mungkin bagi beberapa orang mengubah topik pembicaraan merupakan hal yang wajar dikarena topik yang tidak menarik ataupun kehabisan ide untuk melanjutkan pembicaraan. Namun bagi manipulator, mengubah topik pembicaraan merupakan sebuah taktik untuk menghindari tanggung jawab atas apa yang belum mereka tuntaskan. Seperti misalnya dalam sebuah perkumpulan dengan teman yang masih punya hutang dengan kita.

Mereka akan langsung mengubah topik pembicaraan ke hal yang lain, jika ada satu saja orang yang memulai membahas tentang keuangan mereka. Mereka tidak merasa nyaman dengan topik tersebut, karena merasa malu masih mempunyai hutang yang belum dibayar padahal kita sudah menagih secara halus. Cara mengatasi keadaan seperti ini teruslah memberi pertanyaan dengan hal-hal yang berkaitan secara intrinsik dan terus tanggapi pernyataan dari orang lain agar obrolan terus berlangsung dan mereka sadar harus menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

6. Panggilan yang Menghina

Sudah menjadi hal yang umum terjadi di masyarakat kita menyebut dengan panggilan nama ayahnya ataupun dengan nama yang bukan nama sebenarnya. Biasanya mereka melakukan ini hanya untuk candaan agar orang disekitarnya tertawa. Namun berbeda dengan orang yang dipanggil, mereka akan merasa direndahkan. Sebagai contoh mereka akan memanggil seseorang dengan panggilan profesi, seoerti kang bakso, kang becak. Atau kelemahan yang mereka miliki, seperti si pincang, si botak. Bisa juga dengan sebutan nama hewan seperti asu (anjing), badak (muka tebal), wedhus (kambing).

Mereka melakukan hal ini agar kita merasa lebih rendah dan memilai mereka lebih tinggi. Jadi, jangan pernah mentolerirnya. Cukup diam dan jangan tanggapi, sebagai balasan bahwa kita bukanlah seperti apa yang mereka katakan.

7. Fitnah dan Adu Domba

Ketika para manipulator tidak berhasil menguasai diri kita, mereka akan mengubah keyakinan orang lain terhadap diri kita menjadi negatif. Mereka menyadari bahwa kita tidak bisa terpengaruh dan tidak bisa mengendalikan cara pandang kita terhadap diri sendiri. Fitnah digunakan agar orang lain memandang diri kita seperti apa yang mereka katakan. Dengan begitu, mereka berharap bahwa kita akan mengubah cara pandang terhadap diri kita sesuai dengan apa yang mereka katakan dengan menuruti apa saja yang mereka inginkan agar kita bisa mengubah penilaian negatif dari mereka.

Sebagai contoh, ada manipulator yang ingin meminjam mobil kepada kita. Namun kita tidak mengizinkannya karena mereka kurang bertanggung jawab. Manipulator ini akan bilang kepada orang lain bahwa kita orangnya sangat perhitungan, tidak mau membantu teman yang sedang kesusahan, ataupun di cap sebagai orang yang tidak setia kawan.

Sehingga orang lain akan berkata seperti itu kepada kita. Manipulator hanya ingin ketika ada banyak orang yang menghakimi kita dengan orang yang tidak setia kawan. Ia akan kembali meminta izin kepada kita untuk meminjam mobil, dan mereka yakin bahwa kita akan mengizinkannya karena mereka tahu kita akan membuktikan diri bahwa kita adalah orang yang setia kawan dan senang membantu.

Cara mengatasinya adalah dengan cara tetap berada pada pendirian, dan jangan pernah megubah pendirian hanya untuk membuktikan diri kepada orang lain. Jangan terpancing untuk melakukan hal yang sama sebagai pembalasan.

8. Devaluasi

Para manipulator biasanya menggunakan teknik devaluasi dengan menilai kita maupun orang lain secara rendah. Tujuannya adalah agar kita membuktikan diri bahwa kita tidak seperti apa yang mereka nilai dan menguntungkan bagi mereka. Bisa juga dengan merendahkan orang lain agar kita tidak berlaku sama.

Seperti misalnya, para manipulator ingin meminjam uang kepada kita. Namun sebelum menyampaikan keinginannya, ia mengatakan bahwa kita orang yang pelit. Dan kita tidak menyukai kata itu. Dengan mengatakan seperti itu, mereka berharap kita akan berlaku dermawan dan tidak pelit terhadap mereka. Atau bisa juga dengan mengatakan bahwa si A itu orangnya pelit, Cuma mau minjam uang sedikit aja nggak boleh. Lalu kemudian ia berkata kepada kita untuk pinjam uang. Mereka berharap bahwa kita tidak akan berlaku sama seperti si A dan mau meminjamkan uang.

Penting bagi kita untuk sadar bahwa cara seseorang memperlakukan dan berbicara tentang orang lain, baik secara fakta maupun tidak, akan berpengaruh terhadap perlakuan dan ucapan yang akan kita terima di masa depan. Karena yang menjadi pokok permasalahan yang sebenarnya adalah sikap dari para manipulator yang sulit berubah, maka berhati-hatilah. Jika saat ini si A yang direndahkan, bisa jadi esok lusa giliran kita.

9. Lelucon Berupa Komentar Pedas

Bisa dibilang dengan memakai cara sarkasme yang dibalut dengan humor. Pada dasarnya teknik ini juga dengan merendahkan, mereka berharap kita mengubah kepercayaan dan perbuatan kita agar menguntungkan bagi mereka. Cara menghadapinya adalah dengan tetap kalem dan tidak menanggapinya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top