Sikap Menghadapi Penolakan Oleh Orang-orang yang Bermartabat

Menghadapi Penolakan

Belajar tentang cara menghadapi penolakan merupakan salah satu jenis keterampilan untuk tetap bisa mempertahankan hidup yang bahagia dan berhati tenteram. Sebaik apapun orang, sepandai dan secerdas apapun dia dalam berhubungan dengan orang lain, pasti pernah atau akan menghadapi penolakan dari orang lain. Entah itu berhubungan dengan romantisme, profesional, maupun sosial kemasyarakatan.

Mengapa dalam Menghadapi Penolakan itu Menyakitkan?

Mengapa dalam Menghadapi Penolakan itu Menyakitkan?

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai kebutuhan untuk bisa terhubung dengan orang lain melalui pengakuan dan penerimaan. Mereka yang tidak bisa menjalin hubungan yang erat dengan orang lain, biasanya dianggap sebagai orang buangan dan ditinggalakan. Oleh karena itu, penolakan menimbulkan rasa sakit karena merasa tidak diinginkan dan terabaikan. Kebutuhan untuk bisa menjadi bagian dari suatu kelompok sama pentingnya dengan kebutuhan hidup lainnya.

Penolakan memang terasa sangat menyakitkan, bagaimanapun bentuknya. Entah itu ditolak orang yang kita cintai, ditolak bergabung dalam suatu komunitas pertemanan, ataupun ditolak lamaran kerja. Dan itu bukan karena kita lemah dan terlalu sensitif. Ketika terjadi penolakan, maka akan timbul keraguan akan kualitas diri yang berakibat pada kecemasan, rendah diri, bahkan depresi yang terasa sangat memilukan. Reaksi emosional semacam ini berada diluar kendali kita. Namun kita bisa mengendalikan bagaimana respon kita untuk menghadapi penolakan tersebut.

Fase Menghadapi Penolakan

Segala jenis penolakan merupakan ujian dan cobaan yang membutuhkan kesabaran. Hal ini terjadi karena sesuatu berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sama juga halnya dengan ujian hidup, menghadapi penolakan juga terdapat fase yang hampir mirip.

Penyangkalan

Reaksi pertama yang muncul ketika kita mengetahui orang lain menolak kita adalah rasa tidak percaya bahwa penolakan ini bisa terjadi. Tentunya kita sudah menimbang apa yang bisa kita tawarkan kepada orang lain dengan segala kelebihan dan kualitas kita. Dan kita merasa bahwa seharusnya mereka tidak menolak. Mungkin mereka telah salah bersikap menolak, dan kita kan terus dihantui dengan pertanyaan “Mengapa”.

Kemarahan

Ketika kita telah percaya bahwa kita pantas mendapatkan rasa cinta dan hormat dari orang lain melalui penerimaan, kita akan marah saat menyadari bahwa orang lain telah merasa benar tanpa kesalahan melakukan penolakan atas apa yang kita tawarkan kepada mereka. Mungkin kita akan tergoda untuk membentak, memukuli, dan merendahkannya. Namun lebih baik jangan melakukan hal negatif seperti itu. Melampiaskan amarah kepada mereka hanya akan membuat diri kita menjadi lebih buruk. Cobalah untuk tetap tenang dan cool.

Tawar-menawar

Dengan tetap menjadi tenang, kita bisa berpikir lebih jernih untuk mempelajari apa yang terjadi. Kita mungkin mengira bahwa penolakan mereka karena kurangnya informasi dan asumsi yang tidak tepat. Sehingga kita berpikir untuk menjelaskan dan menawarkan kembali kepada mereka dan berharap mereka akan mengubah keputusannya. Dalam kondisi seperti ini mungkin orang lain akan merasa tidak nyaman dan sedikit tersudut. Sehingga ketika mereka tetap pada pendiriannya, kita harus menerima kekecewaan yang mendalam.

Depresi

Penolakan yang harus kita terima, kekecewaan yang harus kita pikul, membuat hati menjadi terasa sempit. Perasaan marah, sedih, malu, sakit hati, dan bingung campur aduk menjadi satu. Kita menjadi merasa rendah diri, merasa tidak cukup baik, serta tidak yakin dengan nilai dan kualitas yang kita punya. Kita akan terus mempertanyakan itu semua.

Perasaan seperti ini membuat kita semakin cemas hingga berujung depresi. Disinalah langkah yang terpenting yang harus kita ambil, yaitu perawatan diri untuk tetap memperkuat mental dan fisik. Hal yang paling mudah adalah dengan berkeyakinan bahwa segala hal berada pada tempat yang tepat untuk setiap masing-masingnya. Mungkin kita ditolak disatu tempat atau orang, mungkin karena tempat atau orang tersebut tidak tepat bagi kita, sshingga kita harus mencari yang lainnya.

Penerimaan

Setelah meyakini bahwa mereka bukanlah yang terbaik untuk bisa menerima kita, kita akan lebih bisa menerima fakta penolakan tersebut. Bukan mereka yang jahat atau kita yang tidak cukup baik, hanya saja ada faktor lain diluar kendali kita maupun mereka yang tidak bisa saling terhubung. Dari sini kita bisa belajar untuk bisa lebih baik lagi dan agar bisa diterima oleh banyak orang secara lebih luas. Meskipun kita tidak akan pernah sepenuhnya memahami mengapa dan bagaimana situasi tersebut, paling tidak kita memahami prosesnya.

Fase Menghadapi Penolakan

Cara Menghadapi Penolakan

Semua orang pada dasarnya tidak menyukai penolakan. Mereka akan melakukan apa pun agar bisa terhindar dari hal yang tidak disukai itu. Penolakan membuat orang menjadi semakin dewasa. Orang yang tahan juang dan sukses dalam bidang apapun tidak pernah bermain aman dan senang mengambil resiko. Penolakan merupakan salah satu resiko yang sering mereka tanggung. Tanpa menghadapi penolakan, mereka hanya akan berdiri di tempat dan tidak berkembang.

Setiap penolakan merupakan kekecewaan, dan menerima hal itu tidaklah mudah. Namun dengan mempelajari bagaimana respon yang harus dilakukan dapat membantu membangun pola pikir tahan banting dan terus bergerak. Berikut beberapa cara untuk menghadapi penolakan :

1. Penolakan Merupakan Suatu Keniscayaan

Setiap manusia yang hidup, selama masih mempunyai keinginan dan harapan, maka penolakan merupakan bagian tak terpisahkan dari proses kehidupannya. Penolakan terjadi karena keinginan kita dan keinginan orang lain tidak berbanding lurus. Meskipun tidak disukai, terkadang penolakan juga bisa membawa hidup menjadi lebih baik, karena tidak semua keinginan manusia berbuah baik untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, penolkan tidak dapat dihindari.

2. Menghadapi Penolakan Dengan Sikap Hilm

Berusahalah untuk bersikap tetap tenang (hilm), memahami dan mengelola emosi secara positif. Tidak perlu marah dan bersikap kasar kepada mereka yang telah memutuskan untuk menolak. Penolakan memang menyakitkan, namun orang lain juga mempunyai hak yang sama atas keinginannya. Kita tidak boleh lantas menjadi orang jahat menyakiti orang lain dengan alasan mereka telah membuat hati sakit dan kecewa.

3. Bersikap Qonaah

Sikap terburuk menghadapi penolakan adalah tetap bersikukuh untuk tidak mau menerima penolakan apapun yang terjadi. Sikap seperti ini justru akan semakin memperburuk keadaan. Sadarilah bahwa dalam setiap keinginan yang kita tuju, terdapat juga keinginan orang lain yang mereka perjuangkan. Manusia bukanlah Tuhan, tidak semua hal kenyataan yang terjadi sesuai dengan keinginan, termasuk juga penolakan. Bersikaplah qonaah, yaitu menerima rasa sakit dan kecewa dengan apa yang terjadi disertai usaha mencari jalan yang lain. Perlu disadari bahwa di dunia ini masih ada banyak orang yang bersedia menerima kita. Ketika kita mengalami penolakan dari seseorang, kita juga masih memiliki penerimaan dari banyak orang. Oleh karena itu, kita harus tetap optimis dan bersyukur.

4. Hindari Menilai Diri secara Negatif

Reaksi yang sering muncul ketika kita mengalami penolakan adalah dengan bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan kita. Penolakan tidak mendefinisikan jati diri kita secara menyeluruh. Ingat, penolakan terjadi karena tidak adanya kecocokan satu sama lain, keinginan yang saling bertolak belakang. Setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda. Kita tidak boleh memaksakan kehendak. Sebagai contoh ketika lamaran untuk orang yang kita cintai ditolak, kita harus meluangkan waktu untuk refleksi diri, mencari tahu penyebabnya, dan menyiapkan diri menjadi lebih baik agar bisa berhasil dalam hubungan dimasa datang.

5. Perlakukan Diri dengan Baik

Setelah menghadapi penolakan, ketika tidak mampu mengubah keputusan orang lain untuk berhenti menolak, terkadang kita semua menyalahkan diri sendiri dan stres memikirkan situasi. Tetaplah berpikir jernih dan cintai diri kita dengan keyakinan bahwa semua hal yang terjadi termasuk penolakan yang kita terima adalah takdir Allah yang harus kita jalani. Cobalah untuk menikmati sesuatu yang lain, seperti gambar-gambar, menyesap minuman hangat, menyalakan lilin yang harum, memakai pekaian yang nyaman, meletakkan bunga di kamar. Atau bisa juga dengan berolahraga dan berlari. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk keluar dari jebakan pemikiran yang emosiaonal.

Dengan tetap mencintai diri untuk tidak stres dan bersikap positif, kita akan siap mempelajari sesuatu yang baru dengan mangambil hikmahnya. Seseorang yang sadar dengan jati diri dan harga dirinya dapat bangkit dari penolakan dengan lebih baik dan sehat. Kita harus tetap percaya diri untuk selalu bergerak, dan siap menerima apapun yang terjadi kedepannya, termasuk penolakan dengan lebih sadar dan lebih tenang.

Itulah uraian tentang bagaimana fase dan cara menghadapi penolakan. Keterampilan seperti ini tidak akan bisa didapa hanya dengan mengetahuinya saja, namun perlu kesabaran dalam berlatih menghadapinya. Ketika kita tahu bagaimana fasenya, kita akan lebih bisa memperpendek siklusnya dan segera tahu bagaimana cara untuk memulihkannya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top