Cara Memperlakukan Sahabat
Didunia ini tidak ada yang ingin hidup sendiri. Semua orang membutuhkan teman atau sahabat. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Berinteraksi dengan sesama akan menumbuhkan suatu hubungan, baik menjadi dekat atau sekadarnya saja. Hubungan pertemanan yang dekat disebut dengan saudara atau sahabat karib, sedangkan hubungan yang sekadarnya disebut dengan teman biasa.
Selain untuk bercerita, bercanda, dan bermain, teman dekat selalu ada dikala kita tidak sedang baik-baik saja. Ada sahabat yang dengan senang hati membantu kita saat kita meminta tolong membantu urusan kita. Ada yang membantu kita tanpa diminta terlebih dahulu, karena bisa memahami keadaan yang sedang kita alami. Dan ada juga yang lebih mengutamakan membantu menyelesaikan urusan kita terlebih dahulu daripada mengutamakan urusannya sendiri.
Begitu terpujinya perlakuan sahabat kepada kita, sehingga kita tidak ingin dia merasa sedih dan menderita. Kita selalu ingin membalas kebaikan-kebaikan sahabat dengan hal yang lebih baik dari apa yang telah kita terima. Namun apa jadinya jika keadaan kita tidak selalu lebih baik daripadanya? Lantas apa yang harus kita lakukan agar tidak menyakiti hati dan menjaga persahabatan tetap baik? Berikut hal-hal yang harus kita lakukan untuknya.
Tutupi Aib Sahabat
Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Baik kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Namun, setiap orang juga mempunyai potensi kebaikan dan melakukan perubahan. Mungkin hari ini perbuatannya tidak baik, tapi mungkin esok hari perbuatannya menjadi lebih baik dari kita. Jangan membicarakan aib sahabat kita didepan maupun dibelakangnya. Sikap diam seperti ini bukan berarti kita menyetujui perbuatan tidak baiknya, namun kita hanya menghindari perselisihan yang akan terjadi setelahnya.
Mencaci dan mengumpat sahabat secara langsung didepan matanya akan sangat menyakiti hati dan membuatnya menjadi semakin marah. Hal itu hanya meyakinkan bahwa dia bodoh dan tidak berilmu, sehingga melakukan hal yang sangat ceroboh. Jika kita membicarakan aib sahabat dibelakangnya, itu merupakan suatu dosa yang sangat besar. Karena tentu dia sangat tidak senang jika kita melakukannya.
Kita tidak boleh membicarakan aibnya meskipun itu benar adanya (ghibah), apalagi hal yang belum pasti dia melakukannya (fitnah). Kita cukup memperlihatkan ketidaksukaan kita terhadap apa yang dia lakukan saat kita mengetahuinya, sehingga dia tahu apa yang dia lakuakan itu salah. Jangan berkomentar saat itu juga, apalagi mengomentarinya didepan banyak orang. Komentari saat dia sedang sendirian. Sampaikan bahwa apa yang dilakukannya itu tidak benar, dan minta ia untuk memperbaikinya. Fungsi sahabat adalah saling menasihati dan tolong-menolong dalam hal kebaikan, bukan saling menjatuhkan.
Dengarkan Saat Sahabat Berbicara
Bercerita, mengobrol, curhat, adalah bentuk interaksi yang sering kita lakukan bersama teman dekat. Dengannya kita selalu membicarakan hal-hal yang penting maupun hal-hal yang sifatnya ringan. Sahabat tentu sangat nyaman untuk dijadikan tempat mengeluarkan semua apa yang kita rasakan. Teman dekat yang baik adalah yang selalu mau mendengarkan cerita, mendengarkan keluh kesah, dan mendengarkan harapan-harapannya.
Namun adakalanya kita tidak sependapat dengan sahabat untuk beberapa hal saat kita berbicara dengannya. Saat dia mulai bercerita, maka kita dengarkan dengan seksama. Dan saat kita tidak setuju tentang pendapatnya, kita sebaiknya diam. Kita boleh berpendapat dan mengomentari hal yang tidak kita setujui jika dia menginginkan kita untuk berpendapat. Tentu hal ini dilakukan jika hal yang dibicarakan bukan merupakan sesuatu yang bisa menimbulkan dosa dan bahaya.
Hal-hal yang ringan yang dibicarakan tidak sepatutnya kita sanggah dan berdebat. Misalnya saja ketika berbicara tentang tempat makanan enak yang ada didekat sini, tentang kelebihan olahraga yang kita sukai, tentang aksesoris yang kita pakai, atau yang lainnya. Berbeda dengan saat kita membicarakan tentang pentingnya beribadah, pentingnya meninggalkan narkoba, penting dan tidaknya pendidikan, tentu kita harus berargumen dengan baik. Jauhi debat kusir dengan sahabat, dan jangan ributkan hal-hal yang sifatnya sepele.
Tidak Bertanya Hal yang Dia Tidak Suka Untuk Menjawabnya
Meskipun sahabat karib adalah orang yang sudah kita anggap saudara sendiri, namun ada beberapa hal yang tidak perlu kita ketahui dan kita pertanyakan. Setiap orang mempunyai ruang privasi yang harus dia jaga. Hindari pertanyaan dan pernyataan yang membuatnya tidak nyaman. Misalnya kapan nikah, kapan lulus, sudah punya anak belum, penghasilanmu berapa, apa pekerjaanmu, dan lain sebagainya.
Menjaga Rahasia Sahabat
Penting bagi kita untuk menjaga rahasia sahabat baik selama masih menjadi sahabat atau ketika sudah berpisah. Seorang sahabat rela membocorkan rahasianya kepada kita karena dia yakin bahwa kita adalah tempat yang nyaman bagi dia untuk berbagi dan mencari solusi. Jika kita membocorkan rahasianya berarti kita telah berlaku khianat kepadanya. Mungkin kita bangga telah mengetahui rahasianya dan membongkarnya pada semua orang ketika kita dengan sahabat sedang bertengkar.
Namun bagi orang yang mendengarnya, kita tidak lebih dari seorang pengkhianat yang mempermalukan sahabatnya sendiri. Keinginan kita agar martabat sahabat kita jatuh, namun malah martabat kita juga jatuh. Tetaplah pegang rahasianya meskipun kini tidak lagi menjadi sahabat karena sudah berbeda jalan. Jangan jatuhkan martabat kita dengan menjatuhkan martabatnya.
Tidak Mencela Orang yang Dicintai Sahabat
Mencintai seseorang berararti kita memberikan izin kepada orang tersebut untuk memasuki kehidupan kita dan memberikan tempat yang spesial baginya. Tentu kita akan sedih melihat orang yang kita cintai menderita. Dan merasa senang jika orang yang kita cintai bersuka cita. Kita juga cenderung untuk tidak menyukai apa yang tidak disukai oleh orang yang kita cintai. Entah itu semua atau sebagiannya saja.
Begitu juga ketika kita mencela, memaki, dan mengolok-olok orang yang dicintai sahabat kita. Entah itu keluarganya, temannya, atau siapapun itu yang dicintainya. Jika kita tidak ingin sahabat kita marah kepada kita, sakit hati karena kita, maka jangan mencela orang yang dicintainya. Bersahabat baiklah kepada orang yang menjadi teman baik sahabat kita, cintai juga orang-orang yang dicintainya. Maka kita akan semakin banyak mendaptkan sahabat baik, dan semakin banyak mendapatkan cinta.
Tidak Menyampaikan Hal-Hal yang Buruk Mengenai Sahabat
Sadarilah bahwa tidak akan ada orang yang tidak mempunyai kekurangan, tidak ada manusia yang tanpa cela, semua manusia mempunyai potensi untuk mengecewakan. Mungkin kita mencintai sahabat kita karena dia baik untuk banyak hal dan punya sisi yang tidak baik menurut orang lain. Saat orang lain membicarakan hal yang buruk tentangnya dan kita mengetahuinya, jangan sampaikan pembicaraan mereka kepada sahabat kita. Hal ini agar dia tetap berpikiran positif dalam berinteraksi dengan orang yang membicarakan buruk tentang dia. Sehingga hubungan mereka tidak semakin memburuk, bahkan bisa berubah menjadi lebih baik.
Mencari Pemakluman
Orang yang baik adalah orang yang memiliki kebaikan lebih banyak daripada keburukannya, orang yang ketika berhubungan lebih banyak membuat kita bahagia daripada membuat kita sedih. Cara berinteraksi yang baik dengan orang lain adalah dengan cara pemakluman kondisinya, berpikir positif tentang sikapnya, sehingga kita tidak gampang sakit hati atas perbuatannya.
Misalnya saja kita tidak diundang dalam acara yang diadakannya, mungkin saja itu acara reuni teman masa kecilnya, atau mungkin saja lupa mengundang kita karena terlalu sibuk menyiapkan acara, atau mungkin bisa maklum karena dana acara yang terbatas sehingga hanya mengundang sedikit orang. Jangan kita mengira atau berpendapat bahwa ketika senang lupa dengan kita dan pergi bersama orang lain, sedangkan ketika susah datangnya kepada kita. Orang yang hebat dan keren adalah ketika kita senang memaafkan orang lain dan tidak mempermasalahkan hal-hal yang sepele.
Tidak Pernah Berburuk Sangka Padanya
Tinggalkan kacamata buruk sangka kepada orang lain. Maknai perbuatan sahabat dengan makna yang baik, sebelum kita tahu bukti dan alasannya. Buruk sangka itu bermula dalam hati, namun akan menjadi tuduhan tanpa dasar ketika diucapkan, sedangkan tuduhan adalah perkataan bohong. Buah dari buruk sangka adalah tajassus (mengkorek kesalahan orang lain), yang jika diucapkan bukan kepada orangnya akan menjadi ghibbah (membicarakan orang lain yang belum pasti kebenarannya, hanya berdasar sangkaan), dan jika apa yang dibicarakan ternyata tidak benar maka hal itu akan menjadi fitnah. Dan fitnah lebih kejam daripada tidak memfitnah (Hehe..).
Agar kita tidak mudah sakit hati saat berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain sehingga hubungan antar manusia kita tetap terjalin dengan baik, maka kita harus berpura-pura tidak tidak mengetahui perkara buruk yang dilakukan orang lain kepada kita, berpura-pura tidak mendengar perkataan buruk yang diucapaknnya tentang diri kita, dan pura-pura tidak melihat apa yang dikerjakannya untuk menyakiti kita dibelakang kita. Latihan seperti ini akan membantu hati kita tetap bersih meskipun ada peluang untuk kita mengotorinya.
Perlakukan Sahabat Sebagaimana Sahabat Ingin Diperlakukan
Jika dia ingin kita menyimpan rahasianya, maka jangan membicarakan dia dibelakangnya. Jika kita melakukan hal tersebut, maka kita termasuk kedalam orang-orang yang curang. Salah satu ciri orang yang curang dalam hubungan antarmanusia adalah suka mengumbar aib orang lain. Mengumbar aib orang lain sebagai wujud dari rasa hasad ( iri dengki) dan dendam yang ada pada dirinya.
Akar dari penyakit ini adalah senang berdebat kusir, ingin menampakkan bahwa ia lebih unggul dari orang lain dengan merendahkannya, menganggap orang lain lebih bodoh,mengolok-olok pendapat orang lain, sehingga timbul kebencian, dendam, dan pertengkaran. Agar kita tidak terperangkap dlam amarah, sebaiknya kita menghindar dari hal-hal yang membuat kita marah, bersikap bodo amat untuk hal-hal sepele yang bisa membuat kita marah, mencari pemakluman terhadap orang lain, saat marah maka tahan amarah dan pergi ke tempat yang lain, duduk, menghela nafas yang dalam, dan berwudhu (cuci muka).
Tentu hal-hal diatas kita lakukan untuk perkara-perkara yang umum, bukan perkara tentang kejahatan dan perkara yang membahayakan banyak orang. Jika kita selalu berusaha untuk menjalin hubungan antar manusia yang baik dengan orang lain, maka sebaiknya kita mulai dari orang-orang terdekat kita, orang tua, keluarga, saudara, dan tetangga. Semoga kita tetap menjadi manusia yang baik, dan tetap bisa berbuat baik, meskipun keadaan kadang-kadang tidak lebih baik.