Sabar Menguatkan Hati dan Meninggikan Derajat Manusia

Sekilas Tentang Sifat Sabar

Sabar menjadi sebab berbagai macam kebaikan dan tingginya derajat manusia. Orang sabar sering kali menjadi teladan kebaikan. Allah berikan balasan bagi orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik, tanpa hitungan, dibandingkan dengan apa yang mereka kerjakan. Begitu halnya dengan puasa yang pahalanya tanpa batas, karena puasa berangkat dari kesabaran.

Sekilas Tentang Sifat Sabar

Pahala orang yang sabar :

  • Pujian Allah dihadapan para malaikat
  • Kasih sayang Allah
  • Jaminan hidayah

Tidak ada anugerah yang lebih besar dan lebih baik dari Allah melainkan sifat sabar, karena semua hal membutuhkan kesabaran. Sabar merupakan harta simpanan yang baik dan diberikan hanya kepada orang-orang yang mulia disisi Allah. Kesabaran dalam iman ibarat kedudukan kepala dari jasad.

Sabar itu sifat khas dari manusia. Kesabaran tidak kita jumpai pada hewan dan makhluk lainnya. Hewan dikalahkan dengan nafsu karena tidak diimbangi dengan sifat sabar yang berfungsi untuk mencegahnya. Sabar juga tidak dimiliki malaikat, karena tidak mempunyai nafsu untuk membangkan dari perintah Allah. Sedangkan manusia awalnya dalam keadaan kurang dan hanya mempunyai nafsu untuk makan layaknya binatang. Perlahan-lahan muncul nafsu untuk bermain dan berhias. Kemudian muncul nafsu untuk menikah. Jika akal mulai dewasa dan telah menjadi kuat, maka akan tampak sumber-sumber cahaya hidayah dan akan terus bertumbuh seiring waktu.

Jika faktor pandang agama lebih besar dari faktor pandang keinginan berbuat dosa maka tergolong menjadi orang yang sabar. Namun tabiat manusia lebih cenderung kepada apa yang dicintainya. Oleh karena itu, terjadilah pertarungan antara akal dan nafsu. Kokohnya faktor pendorong agama sebagai benteng perlawanan untuk memerangi faktor pendorong keinginan. Jika kesabaran lebih kuat, maka nafsu bisa dikalahkan dan ia termasuk dalam golongan orang-orang yang bersabar.

Macam-macam Sabar

Sabar ada 2 jenis :

  • Sabar dengan fisik ; kemampuan bersabar dalam melakukan pekerjaan berat, atau beratnya melakukan ibadah fisik, seperti sholat, haji, puasa.
  • Sabar dengan jiwa ; kemampuan bersabar dalam menghadapi tabiat dan menahan jiwa dari hal-hal yang diinginkan hawa nafsunya. 479

Sebutan untuk orang-orang yang mempunyai kesabaran :

Mayoritas akhlak keimanan itu selalu menjadi bagian dari kesabaran. Hanya saja berbeda istilah dan kaitan.

  • Iffah ; sabar menjaga diri dari hal-hal yang hina, yaitu dalam mengendalikan nafsu perut, dengan menahan lapar dan tidak bermudah-mudahan untuk meminta-minta. Serta dalam mengendalikan nafsu kemaluan dengan mencegah diri dari zina.
  • Syaja’ah (Pemberani); sabar dalam peperangan, tidak lari dari peperangan karena takut musuh, takut terluka atau mati.
  • Hilm (Kemurahan hati) ; sabar dalam mengelola emosi dan menahan marah.
  • Sa’atu shadrin (Lapang dada) ; sabar dalam menghadapi hal-hal yang menjengkelkan.
  • Kitmanu Sirr (Menyimpan rahasia) ; sabar menahan mulut untuk tidak mengumbar aib dan rahasia.
  • Zuhud ; sabar untuk tidak hidup bermewah-mewahan.
  • Qonaah (Merasa cukup) ; sabar dalam menerima keadaan hidup yang Allah berikan.
pentingnya sabar

Pentingnya Sabar

Dalam keadaan seperti apa pun, manusia akan selalu membutuhkan kesabaran. Karena setiap manusia hanya dihadapkan pada dua jenis kondisi hidup, yaitu ;

1.Menjumpai hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan semua kesenangan hidup didunia.

Seperti kesehatan, keselamatan, harta berlimpah, kedudukan, keturunan, dan pengaruh (pengikut). Maka dalam keadaan seperti ini pun manusia memerlukan kesabaran yaitu hati tidak boleh condong kepadanya dan tidak menjadikan dunia sebagai orientasi utama. Karena tidak semua hal tersebut bisa didapatkan dan selalu berpihak padanya.

Ketika mendapatkan nikmat maka jangan berlarut-larut dalam kenikmatan, sehingga hidupnya hanya mau senang-senang saja. Ia harus menunaikan hak-hak Allah dengan nikmat tersebut. Sedekah dengan harta, sholat dengan badan yang sehat. Tidak mampu mengendalikan diri atas kesenangan dan kenikmatan menjadikan manusia menjadi sombong. Begitu juga saat mencari kenikmatan, ketika tidak bisa mengontrol diri maka akan cenderung bertindak sewenang-wenang. Ujian berupa kenikmatan dan kelapangan hidup, banyak manusia yang gagal melewatinya, dan tidak bisa bersabar.

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Qs. Al-Munafiqun ayat 9)

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (Qs. Al-Anfal ayat 28)

“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu”. (Qs. At-Taghabun ayat 14)

Laki-laki sejati adalah laki-laki yang bisa menghadapi ujian kesenangan dan kelapangan. Kesabaran dalam nikmat itu lebih berat karena harus menahan diri ketika mempunyai kemampuan untuk berbuat dosa.

2.Menjumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan selera dan keinginan jiwa

Hal ini pun bisa dibagi menjadi tiga macam, yaitu;

a.Sabar dalam taat kepada Allah.

Karakter dasar manusia itu malas, seperti malas mendirikan sholat, enggan sedekah dan zakat (pelit), dan gabungan malas sekaligus pelit, yaitu enggan ibadah haji dan umrah. Oleh karena itu, perlu kesabaran untuk menjalankannya.

Sabar dalam taat kepada Allah dibedakan menjadi tiga keadaan;

Pertama, sabar sebelum melaksanakan ibadah, yaitu meluruskan dan memperbaiki niat, menjauhi riya’, menata hati supaya ikhlas.

Kedua, sabar saat melaksanakan ibadah, yaitu tidak lalai, menyempurnakan ibadah sesuai adab dan sunnah, tetap semangat hingga selesai.

Ketiga, sabar ketika selesai beramal, yaitu tidak menceritakan amalannya, atau mengungkit-ungkit pemberian, ujub dan bangga, sombong dengan amal kebajikan yang telah dilakukan.

b.Sabar untuk tidak bermaksiat

Maksiat yang mudah untuk dilakukan maka perlu kesabaran yang lebih kuat. Seperti maksiat lidah, bohong, fitnah, debat kusir, ghibah. Sabarnya lebih berat karena tidak memerlukan modal. Barang siapa tidak sabar mengendalikan lidahnya, maka tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali senang menyendiri.

c.Sabar menghadapi musibah

Musibah merupakan sesuatu yang diluar kehendak dan pilihan seseorang. Meninggalnya orang yang dicintai, rusak dan hilangnya harta benda, datangnya penyakit, dan cobaan yang lainnya. Kesabaran jenis ini merupakan amal yang paling mulia dan kedudukannya paling tinggi, karena menjadikan keyakinannya kepada Allah yang sangat kuat sebagai sandaran.

Musibah adalah segala hal yang tidak menyenangkan. Berupa macam-macam penyakit, rasa capek dan letih, gelisah dengan sesuatu yang akan terjadi, sedih akan sesuatau yang sudah terjadi, ataupun kecemasan dengan apa yang sedang terjadi, termasuk tertusuk duri, semua itu sebagai penghapus dosa.

Ada orang yang secara terus menerus dalam keadaan menderita. Penderitaan fisik, kemiskinan, lilitan hutang, anak yang sakit atau susah diatur, sampai ia meninggal dan berjumpa pada Allah, sedang satu kesalahanpun tidak ada pada dirinya.

Begitu juga dengan menghadapi gangguan manusia, seperti ejekan, cemooh, caci maki, disakiti secara fisik, diganggu hartanya, juga memerlukan kesabaran. Jenis sabarnya yaitu dengan tanpa membalas (meskipun itu tidak dilarang), memaafkan, membiarkan, dan sabar itu lebih baik.

“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan” (Qs. Al-Hijr ayat 97).

“Akan tetapi, jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar”. (Qs. An-Nahl ayat 126).

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”. (Qs. Al-Imran ayat 186).

adab sabar

Adab Sabar

Gunakan sikap sabar pada benturan yang pertama, yaitu di awal terjadinya guncangan suatu ujian. Diantara adab sabar adalah mengucapkan kalimat istirja’.

“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al-Baqarah ayat 156-157).

Adab sabar yang lain adalah menjaga anggota badan dan lidah tetap tenang, meski hati bergejolak, namun diperbolehkan menangis. Keluh kesah tidak bisa mengembalikan yang telah pergi dan tidak mengubah keadaan, dan kesedihan yang mendalam hanya akan membuat senang musuh yang tidak menyukainya.

Diantara tanda sabar yang baik adalah tidak menampakkan jejak atau bekas kesedihan saat terkena musibah. Jika musibah itu mungkin untuk disembunyikan, maka hal itu merupakan nikmat dari Allah yang tidak terlihat mata. Menceritakan musibah berarti mengadukan takdir kepada manusia yang lemah. Barangsiapa yang mengadukan musibah kepada selain Allah, maka ia tidak akan merasakan manisnya ibadah kepada Allah.

Kesabaran tidak akan terasa kecuali karena kehilangan sesuatu yang dicintai dan datangnya sesuatu yang tidak disukai. Tidak ada yang bisa menghalangi respon hati agar tidak terguncang. Dan kondisi ini pun menjadi suatu yang dimaklumi. Hal yang dilarang adalah tindakan dan uacapan negatif sebagai respon lanjutan dari hati yang terguncang. Sedangkan kenikmatan yang datang maka harus dipertimbangkan sesuai hukum syariat, bukan tabiat. Sebab tabiat manusia tidak akan pernah menyukai musibah dan cobaan.

Kiat Menjadi Orang yang Penuh Kesabaran

Untuk menghilangkan suatu penyakit, maka harus menemukan obat penawar untuk kesembuhannya. Sabar itu berat, namun bukan berarti hal itu mustahil untuk dicapai. Gabungan ramuan ilmu dan amal inilah yang merupakan unsur segala obat penyakit hati. Adanya kesadaran, pengetahuan, ilmu tentang keutamaan sabar, setelah itu dilanjutkan dengan amalan, berlatih, memaksa diri untuk bisa sabar, maka Allah akan jadikan dirinya orang yang sabar. Segala penyakit ada obatnya, barangsiapa bersungguh-sungguh mencari obat, maka Allah akan sembuhkan.

Setiap manusia harus membiasakan dirinya untuk selau memerangi keinginan diri. Karena tidak semua keinginan harus terpenuhi. Sehingga bisa menjadi lebih kuat dan mampu mengendalikan diri. Dan hal yang paling berat adalah mengendalikan lintasan-lintasan pikiran negatif yang membisiki jiwa. Terapinya adalah dengan fokus pada satu hal yang bermanfaat, seperti memikirkan kehidupan di akhirat, keajaiban penciptaan makhluk ciptaan Allah, dan segala pintu ma’rifah hingga selamat dari godaan syaitan. Tentang hasil yang dicapai itu merupakan kemurahan Allah dalam beberapa kondisi dan amal. Namun bukan berarti tidak berusaha dan hanya menunggu kekuatan hati yang penuh kesabaran akan datang dengan sendirinya tanpa terus membiasakan diri dan melatihnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top