Memahami Mentalitas Kawanan
Mengapa kita ingin melakukan sesuatu yang kebanyakan orang melakukannya? Banyak orang dengan mentalitas kawanan, terutama di dunia modern seperti sekarang, para pengguna media sosial yang mudah terpengaruh dan mengikuti tren dan opini mayoritas orang kebanyakan. Mentalitas ini sangat berpengaruh dalam setiap aspek kehidupan. Mereka dengan mudah mengubah perilaku agar sejalan dan selaras dengan kelompok yang mereka sukai dan ikuti. Baik dalam urusan politik, agama, keuangan, bisnis, teknologi, tren mode, investasi, dan masih banyak lagi.
Mentalitas kawanan atau dalam bahasa inggrisnya Herd Mentality, yang juga dikenal dengan mentalitas gerombolan, kerumunan, kelompok, atau mentalitas massa, banyak sekali penyebutannya, merupakan fenomena psikologis yang sangat berdampak terhadap perilaku seseorang. Mentalitas kawanan adalah perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang sesuai dengan keyakinan, norma, perilaku, atau sikap mayoritas dalam suatu kelompok disekitarnya. Seringkali pengambilan keputusan ini dengan mengorbankan nilai dan prinsip mereka sendiri.

Mengenal Tanda-tanda Mentalitas Kawanan
Setiap manusia, secara alami ingin hidup dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Terdapat beberapa tanda untuk mengenali mentalitas kelompok dari diri kita dan juga pada orang lain. Tanda-tanda tersebut sebagai berikut:
1.Pengaruh Kuat Kelompok terhadap Individu
Seringkali kita harus berperilaku selaras dengan mayoritas pada umumnya, karena kita mempunyai dorongan agar bisa diterima dan diakui menjadi bagian dari kelompok. Meskipun sebenarnya kita mempunyai opini dan keyakinan yang berbeda. Kuatnya pengaruh kelompok inilah yang membuat kita berperilaku sama dengan orang kebanyakan.
2.Kesadaran Diri yang Rendah
Dalam kehidupan berkelompok, seseorang dengan kesadaran diri rendah lebih suka mengambil peran yang telah ditentukan, daripada melakukan peran yang sesuai dengan pengetahuan dan keahlian untuk membangun harga diri mereka. Mereka hanya tidak ingin repot-repot mengubah tatanan yang sudah ada agar situasi yang sudah nyaman tetap terjaga. Harga diri sudah tidak terasa penting asalkan ia tetap aman dan nyaman didalam kelompok kawanan.
3.Menghindari Konflik
Keengganan terhadap konflik merupakan salah satu mentalitas kawanan. Mereka cendrung mengikuti arus kelompok daripada harus bicara menyuarakan dan menentang pendapat. Mereka hanya takut untuk menjadi minoritas, takut terjadi penindasan, dan keberadaannya dalam kelompok menjadi terancam. Sehingga ia merasa lebih aman jika mengikuti konsensus umum daripada pemikiran kritis dalam pengambilan keputusan.
4.Kemalasan
Banyak orang dalam kelompok yang hanya sebagai pengikut apa yang sudah diputuskan. Mereka merasa bahwa kelompok sudah memberikan keputusan yang lebih baik dalam kehidupannya. Sehingga mereka berpikir tidak perlu mengambil keputusan lagi.
5.FOMO
Perasaan cemas karena takut tertinggal dari tren sosial yang sedang populer (FOMO), mendorong diri kita berperilaku selaras dengan kelompok agar bisa sesuai dengan kebanyakan orang. Hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan impulsif tanpa pikir terlebih dahulu, hanya untuk merasa mampu terus mengikuti tren, dan tidak merasa tertinggal oleh apa yang sudah orang lain lakukan.
Penyebab Mentalitas Kawanan
Mentalitas kawanan dapat terbentuk oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:
1.Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup secara berkelompok. Sering kali manusia membutuhkan validasi dan pengakuan dari masyarakat, terutama ketika berada dalam situasi dan kondisi yang tidak pasti. Dengan adanya kebutuhan dasar tersebut, seseorang akan merasa takut untuk sendirian, terasing, atau merasa kehilangan identitas dalam kelompok. Hal ini mendorong mereka untuk berperilaku dan berpandangan serupa dengan anggota kelompok lainnya.
2.Tekanan Sosial dan Budaya
Adanya keinginan untuk diterima dalam suatu kelompok, seseorang akan rela mengorbankan prinsip dan pendapatnya demi menjaga keselarasan hubungan sosial. Jika mereka menolak keputusan kelompok, atau mengambil keputusan yang berbeda, mereka takut untuk menanggung penilaian negatif, kritik, isolasi dan pengasingan. Tekanan sosial ini membuat mereka menyesuaikan diri dengan norma kelompok.
3.Asumsi Bahwa Keputusan Kelompok Lebih Benar
Dengan asumsi bahwa orang kebanyakan lebih tahu banyak dan lebih baik, mereka cenderung menerima saja apa yang sudah menjadi keputusan kelompok tanpa terlebih dahulu berpikir kritis. Seandainya bisa membuat keputusan sendiri yang tidak sesuai dengan mayoritas kebanyakan orang, mereka tidak yakin apakah bisa berhasil atau tidak. Mentalitas kawanan memberi keyakinan bahwa pilihan yang diambil sudah teruji dan benar.
Dampak Mentalitas Kawanan pada Individu
Mentalitas kawanan memberikan rasa kebersamaan dan kenyamanan, namun begitu bukan berarti tidak berdampak apa-apa. Salah satu dampak terbesar adalah kita mudah kehilangan kendali diri dalam pengambilan Keputusan menyangkut kehidupan kita. Ketika kita cenderung mengikuti opini mayoritas, kita tidak lagi berpikir kritis dan analitis. Hal ini bisa berakibat serius, seandainya opini yang kita ikuti ternyata salah dan merugikan. Namun berbeda halnya jika kita mempunyai keterbatasan informasi dan pengetahuan, mengikuti mayoritas bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik.
Ketika kita sudah terbiasa mengikuti keputusan kelompok, kebiasaan ini akan mengikis kemampuan kita untuk bisa berpikir secara kritis. Kita menjadi lebih mudah untuk terpengaruh oleh informasi yang tidak valid dan kurang akurat, terombang-ambing oleh derasnya informasi. Hal ini membuat kita semakin sulit dalam proses pengambilan keputusan, yang seringkali tanpa mempertimbangkan jangka panjang dan beresiko.
Selain itu, mentalitas kawanan juga bisa mengaburkan identitas dan jati diri kita. Secara tidak sadar, kita dengan mudah mengorbankan prinsip dan norma yang telah kita yakini. Kondisi ini bisa menghambat perkembangan kepribadian kita.
Dampak Mentalitas Kawanan pada Masyarakat
Selain berdampak terhadap individu, mentalitas kawanan juga berdampak terhadap masyarakat. Salah satunya yaitu terhadap perubahan sosial. Ketika kelompok yang besar mengikuti sebuah tindakan tertentu, dan menjadikannya keputusan kelompok dimana mayoritas menyetujuinya, maka akan tercipta nilai dan norma baru yang bisa melahirkan gerakan sosial yang ekstrem. Hal ini bisa menyulitkan dalam upaya kontrol sosial ketika massa sudah tak terkendali.
Mentalitas kawanan juga dapat mempengaruhi nilai dan norma dalam masyarakat yang baik dan dijaga secara turun-temurun. Nilai-nilai yang bisa memperkuat solidaritas, kerja sama, dan kolaborasi menuju pergerakan yang positif. Ketika ada sesuatu yang baru dan dengan cepat diterima oleh kebanyakan orang, maka nilai dan norma lama yang telah dijaga dengan baik bisa terkikis dan tergantikan.
Disamping itu, mentalitas kawanan identik dengan pemikiran yang sama dan sejalan, sehingga perbedaan pendapat terabaikan. Hal ini bisa menghambat perkembangan diri dan keberagaman dalam masyarakat. Mungkin tidak akan menjadi masalah dan dapat diterima, seandainya pendapat yang diadopsi tersebut bernilai benar dan menguntungkan banyak orang. Namun yang dikhawatirkan adalah ketika keputusan yang dibuat hanya menguntungkan segelintir orang dan cenderung merugikan masyarakat.
Disisi yang lain, pada saat kondisi genting, mentalitas kawanan sangat berguna dalam mempercepat pengambilan Keputusan dan menghemat waktu. Keputusan harus diambil dari orang yang terpercaya, teruji, dan berpengalaman dalam bidangnya. Sehingga bisa mengabaikan pendapat pribadi yang justru menjadi penghambat dalam pengambilan tindakan.
Mentalitas Kawanan dalam Dunia Digital
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dengan kemunculan media sosial dan platform digital, mengubah bentuk dan perkembangan mentalitas kawanan. Informasi tersebar dan terhubung secara cepat tanpa Batasan waktu dan geografis. Media sosial berperan sangat penting dalam membentuk perilaku sosial, baik secara positif maupun negatif. Sebagai contoh yaitu fenomena viral yang melahirkan tren-tren baru. Dengan adanya tren baru yang viral, semua orang terdorong untuk melakukan hal yang sama sebagai bagian dari komunitas online.
Selain daripada itu, media sosial dan platform digital lainnya dijadikan sebagai alat untuk menggiring opini publik dalam konteks isu politk dan sosial. Para pengguna medsos seringkali hanya melihat opini mana yang mendapat banyak persetujuan dalam kolom like dan komentar. Perilaku ini bisa memunculkan efek ‘echo chamber‘. Di mana opini yang sejalan bisa saling menguatkan, sehingga keragaman cara pandang akan menurun.

Cara Mengelola Mentalitas Kawanan
Untuk melawan pengaruh mentalitas kawanan, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Diantaranya:
1.Berpikir Secara Kritis
Sebelum mengambil keputusan untuk mengikuti mayoritas, pikirkan terlebih dahulu pro dan kontranya, manfaat dan mudharatnya bagi kita sendiri maupun masyarakat umum. Analisa informasi secara objektif berdasarkan bukti dan logika. Pemikiran kritis seperti ini dapat mencegah kita untuk menelan mentah-mentah apa yang menjadi keputusan orang kebanyakan.
2.Berpikir dengan Sudut Pandang yang Berbeda
Ketika kita menjadi bagian dari suatu kelompok, kita hanya disodorkan pilihan dengan pola tertentu tanpa sudut pandang yang beragam. Kita merasa hidup dalam kotak, sehingga opini yang berbeda seringkali terabaikan. Coba cari tahu pendapat alternatif untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang isu yang sedang dibahas. Hal ini akan membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih bijaksana.
3.Berani Mempertahankan Identitas Diri
Tanyakan pada diri sendiri, apakah hal ini sesuai dengan prinsip dan kepribadian kita? Apakah ada prioritas yang lebih penting? Apakah kita takut dengan tekanan kelompok? Ataukah hanya sekedar ikut-ikutan saja? Namun begitu, kita juga harus tetap berpikiran terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada. Kita harus berani mempertahankan identitas diri kita dengan tetap berpegang teguh pada nilai dan prinsip hidup ditengah kekuatan mayoritas.
4.Kebebasan Berpikir
Kita harus mempunyai rasa skeptis terhadap situasi yang belum pernah kita lalui. Jadikan ketidakpastian ini untuk berpikir secara bebas. Mentalitas kawanan biasanya bersifat kaku, kurang fleksibel, dan cepat berubah. Oleh karena itu, perlu diadakan dialog terbuka dari berbagai sudut pandang. Kebebasan berpikir dan menyampaikan pendapat bisa menjadi alat untuk menghadapi pengaruh negatif dari mentalitas kawanan.
Kesimpulan
Fenomena mentalitas kawanan atau Herd mentality, yang merujuk pada kecenderungan untuk mengikuti norma dan perilaku kelompok. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan hidup dan tindakan seseorang, meskipun mereka tidak menyadarinya. Mentalitas kawanan sangat berguna untuk menjalin solidaritas dan kebersamaan. Namun terdapat juga dampak negatif yang merugikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami tentang seluk-beluk mentalitas kawanan agar bisa memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi kebanyakan orang. Untuk itu, marilah kita senantiasa terus mengembangkan diri, menggali potensi, dan melangkah maju bersama agar bisa memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar.