Menangis bahagia, mungkin kita tidak asing mendengar istilah ini. Atau kita bahkan pernah menangis bahagia namun lupa kapan kejadiannya. Kita semua pernah menangis, pernah tertawa, dan pernah bahagia bersama. Namun yang seringkali terjadi adalah menangis sedih, atau menangis karena minta perhatian, kehilangan, dan penderitaan. Menangis memang identik dengan kesedihan dan kemalangan, jadi wajar ketika terdengar kata menangis pasti asumsi kita adalah telah terjadi hal yang membuat sedih dan nelangsa. Namun bagaimana dengan menangis bahagia? Apakah itu hal yang wajar ataukah merupakan kelainan? Dan mengapa hal itu bisa terjadi? Mari kita cari tahu lebih lanjut melalui uraian dibawah ini.
Apa itu Menangis Bahagia?
Menangis bahagia adalah sebuah ungkapan perasaan sebagai cerminan dari luapan kegembiraan yang luar biasa. Ketika emosi bahagia itu begitu kuat, maka ia akan meluap keluar bersama air mata dengan diiringi oleh perasaan hangat dan ringan di hati. Menangis bahagia adalah hal yang wajar adanya, layaknya menangis ketika merasa sedih. Tangisan bahagia bisa diterima oleh siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun kanak-kanak.

Mengapa Kita Bisa Menangis Bahagia?
Biasanya orang menangis karena suatu hal terjadi secara tidak biasa yang meninggalkan kesan mendalam. Hal itu juga terjadi ketika seseorang menangis bahagia. Tangisan bahagia pecah sebagai wujud ungkapan rasa syukur atas suatu hal yang terjadi diluar ekspektasi, situasi di mana momen berharga dalam hidup terjadi. Seperti momen kelahiran anak, pernikahan, bertemu orang tercinta setelah sekian lama, mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka, kesembuhan, dan momen-momen spesial lainnya. Menangis merupakan ekspresi emosi yang paling bermakna dan menyentuh hati.
Selain itu, menangis bahagia juga bisa terjadi lantaran ada luka perasaan yang sudah lama ditekan. Sehingga ketika tekanan itu hilang, maka ia kan keluar bersama air mata kebahagiaan. Sebagai contoh, ketika seseorang telah lama hidupnya dalam kesulitan dan terlilit hutang, pada suatu hari beban itu dihilangkan dan hutang pun lunas dalam satu waktu. Secara otomatis, rasa haru dan bahagia akan keluar hingga air mata pun menetes tanpa terasa.
Perbedaan Antara Menangis Bahagia dan Menangis Sedih
Meskipun sama-sama menangis, ada perbedaan yang signifikan antara menangis bahagia dan menangis sedih. Yang pertama, perbedaan pemicu yang menjadi penyebabnya. Menagis bahagia dipicu oleh peristiwa dan situasi yang positif, sebagai missal momen Istimewa dalam hidup seperti kelahiran anak, pernikahan, lulus sekolah. Atau bisa jadi situasi dimana seseprang terbebas dari belenggu kehidupan, seperti lunasnya hutang, sembuhnya penyakit, kembalinya keluarga yang hilang, dan yang lainnya.
Sedangkan menangis sedih biasanya dipicu oleh peristiwa atau momen-momen penderitaan, penyesalan, kegagalan, kekecewaan, serta kehilangan. Seperti kematian anggota keluarga, kecelakaan, penyakit yang tak kunjung sembuh, terkena bencana, dan yang lainnya.
Selain daripada itu, menangis bahagia dan menangis sedih memberikan dampak yang berbeda terhadap kondisi kejiwaan. Tangisan bahagia memberikan rasa lega secara emosional, membuat perasaan menjadi lebih ringan penuh kerelaan. Sedangkan menanigs sedih seringkali memberikan rasa penuh tekanan, sesak dalam dada, kegoncangan jiwa, dan labilnya pikiran serta perasaan.
Pertemuan Dua Emosi: Bahagia dan Sedih
Terkadang dalam sebuah situasi, tangisan air mata bahagia dan air mata kesedihan menjadi satu. Perasaan sedih dan bahagia menjadi satu. Setiap momen dalam hidup terbuat dari penderitaan dan perayaan. Keduanya bertemu dalam satu momen kebahagiaan yang luar biasa berpadu dengan perasaan sedih yang mendalam.
Seperti misalnya, saat momen meraih kemenangan. Ada rasa bahagia dan syukur karena telah menjadi pemenang. Namun disaat yang sama teringat akan jerih payah latihan, penderitaan, dan perjuangan dalam menghadapi tantangan yang membuat rasa sedih tersimpan dalam dada. Di situasi inilah, tangisan bahagia menjadi cara untuk mengekspresikan campuran emosi kesedihan dan kegembiraan. Seolah memberikan pengakuan bahwa inilah akhir yang membahagiakan dalam suatu perjalanan.
Pertemuan emosi sedih dan bahagia menunjukkan betapa rumitnya pengalaman emosional manusia dalam setiap Langkah hidupnya. Menangis, mengungkapkan emosi merupakan salah satu tanda kecerdasan emosional seseorang. Dengan kata lain, menangis bahagia bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah cara untuk merayakan hidup, dan menghidupkan nuansa kebahagiaan.
Manfaat Menangis Bahagia
Bukan sebagai tanda kelemahan, menangis bahagia mempunyai beberapa manfaat yang jarang orang mengatahui, terutama laki-laki. Laki-laki seringkali menahan tangisan bahagia karena malu terlihat sebagai orang lemah. Berikut beberapa manfaat menangis bahagia agar kita tidak malu-malu lagi melakukannya.
1.Melepaskan Tekanan Emosional
Tangisan bahagia merupakan respon alami tubuh ketika jiwa merasakan kegembiraan yang tiada tara. Ketika emosi bahagia tak mampu lagi tertampung oleh jiwa, air mata melepaskan semua perasaan bahagia yang terpendam. Dan seketika itu, perasaan menjadi lega hingga suasana hati menjadi lebih ringan dan damai. Dan tidurpun terasa lebih nyenyak.
2.Menunjukkan Rasa Empati
Menangis sedih saat orang lain menderita, dan menangis bahagia saat orang lain berjaya. Hal yang sangat sulit dilakukan oleh manusia, mengingat setiap orang selalu memikirkan dirinya sendiri. Kecuali bagi orang yang mempunyai empati tinggi dengan kedalaman emosi. Emosi adalah benang merah yang menghubungkan antar manusia. Menangis bahagia akan memperkuat ikatan sosial dan mempererat hubungan interpersonal kepada orang lain. Ekspresi ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan apa yang sedang menimpa orang lain.

Tips untuk Mengelola Emosi Saat Menangis Bahagia
Menangis bahagia memang sudah dianggap wajar sebagai respon emosiaonal seseorang. Namun begitu, tentu kita juga harus bisa mengelola tangisan ini agar tidak terkesan berlebihan, lebay, dan memalukan. Menangis memang respon alami tubuh, jadi sebaiknya kita tidak menangis secara dibuat-buat. Karena hal ini justru menandakan sikap kemunafikan atau sikap yang terlalu berlebihan, atau lebay.
Terdapat beberapa cara untuk mengelola tangisan bahagia agar pas untuk setiap momennya. Yang pertama, ketika momen bahagia itu datang, jangan langsung bereaksi dengan histeris. Pahami terlabih dahulu situasinya, pastikan bahwa apa yang terjadi benar adanya. Atur arus luapan emosi dari dalam dengan teknik pernapasan dalam. Tarik napas melalui hidung dan hembuskan perlahan melalui mulut. Teknik ini bisa membantu menengangkan pikiran sehingga reaksi histeris dapat dminimalkan.
Jika rasa bahagia tetap tak terbendung untuk beberapa waktu lamanya, coba salurkan rasa bahagia lewat tulisan. Keluarkan semua emosi bahagia dengan kata-kata Syukur yang tak terkira. Dengan menulis kita akan lebih bisa memahami apa yang sedang kita rasakan. Selain itu, menulis juga dapat memberikan kita ruang untuk melakukan refleksi diri.
Cara yang terakhir yang bis akita coba adalah dengan berbagi kebahagiaan Bersama orang terdekat, keluarga misalnya. Selain untuk memperkuat ikatan, perasaan bahagia yang kita bagi juga akan menular kepada orang yang mencintai kita. Namun yang perlu diperhatikan adalah jangan sembarang berbagi tangis kebahagiaan dengan orang yang membenci kita atau orang yang sedang dalam keadaan tidak beruntung. Hal ini justru bisa meretakkan hubungan.
Menangis Bahagia sebagai Bagian dari KehidupanK
Kita pernah menangis kita pernah tertawa pernah bahagia bersama. Menangis bahagia sangat sering terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Dan itu merupakan hal yang normal. Kita semua menyadari, saat mendengar kabar seseorang bahagia, kita berasumsi bahwa orang tersebut tidak sedang meneteskan air mata. Namun bisa jadi, hal sebaliknyalah yang terjadi. Sedikit kontradiktif jika dianalisis melalui kata, namun kejadian ini memang sungguh-sungguh terjadi. Kebahagiaan dan rasa haru justru keluar melalui air mata tanpa kita sangka, bahkan tertawa pun bisa mengeluarkan air mata, yaitu air mata bahagia. Semua ini menunjukkan bahwa nuansa emosi setiap manusia sangat kompleks sebagai ekspresi dalam menghadapi setiap kejadian yang mereka alami.