Pendahulan Kondisi Stagnan
Kondisi stagnan seringkali membuat kita berada dalam kebingungan dan kegelisahan. Dalam hidup, adakalanya kita mengalami pertumbuhan, penurunan, dan satu hal lagi yaitu stagnan. Kondisi dimana motivasi dan semangat untuk mencapai tujuan terhenti. Rasa bosan untuk menjalani aktivitas pun mulai terasa.
Hari-hari berjalan dengan ritme seperti biasanya, seperti hari-hari kemarin yang telah berlalu. Tidak ada hal yang memacu otak untuk melakukan suatu hal yang membuat suasana hati menjadi lebih bahagia. Semua terasa hambar. Begitulah yang dirasakan ketika kita mengalami stagnasi, hidup enggak ada rasanya sama sekali.

Tanda-tanda Kamu Sedang Berada Dalam Kondisi Stagnan
Kondisi stagnan tidak bergerak atau tidak mengalir, kurang bertumbuh, mandek. Seperti air yang tidak mengalir, lama kelamaan akan menjadi keruh. Begitu juga dengan keadaan stagnan, bisa membuat seseorang hanya akan berada pada posisinya, tertinggal, dan lama kelamaan tidak akan berguna. Mengalami stagnasi tidak sepenuhnya menandakan bahwa hidup kita dalam keadaan buruk.
Stagnasi muncul dalam berbagai bentuk. Fase ini memang selalu ada dalam kehidupan setiap manusia. Kita tidak mungkin hidup untuk terus berlari dan berlari, adakalanya kita merangkak, berjalan, dan berhenti. Saat berhenti itulah kita mengalami kemandekan, tidak maju tidak mundur. Lantas bagaimana kita tahu bahwa kita sedang berada dalam mode stagnasi? Berikut ciri-cirinya ;
- Merasa tidak semangat, kehilangan motivasi, dan sering menunda rencana yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
- Merasa nyaman dengan keadaan sehingga malas untuk melakukan apapun.
- Terlalu menikmati dalam menjalani rutinitas setiap hari dengan kegiatan yang sama.
- Tidak ada pencapaian baru setelah beberapa bulan.
- Merasa bahwa kita hidup dibawah potensi yang kita miliki.
Penyebab Kondisi Stagnan
Kelelahan dengan beban kerja sehari-hari yang terus bertambah.
Lupa dengan hal menyenangkan yang menjadi tujuan.
Puas dengan semua yang sudah dicapai dan terlalu lama menikmati kejayaan.
Sering menunda-nunda karena takut untuk mencoba hal-hal baru dan membuat kesalahan.
Tidak memiliki ide dan isnpirasi baru.
Terlalu lama berada diluar jalur tujuan; seperti misalnya menderita sakit, cedera, konflik, atau menghabiskan waktu untuk merawat orang tercinta.

Upaya Untuk Keluar dari Kondisi Stagnan
Kondisi stagnan memang tidak menyebabkan kematian, namun hal ini merupakan tanda bahwa hidup sedang tidak baik-baik saja. Perlu melakukan sesuatu agar hidup terus berjalan menjadi lebih baik dan lebih bahagia. Kita harus keluar dari stagnasi. Berikut beberapa upaya yang patut untuk kita coba;
1.Sadari dan Akui
Sebelum seseorang ingin sembuh dari penyakitnya, maka ia harus menyadari dan tahu apa penyakitnya, kemudian ia baru bisa mencari obatnya. Begitu juga dengan seseorang yang sedang mengalami stagnasi, ia harus sadar dan mengakui terlebih dahulu bahwa ia sedang berada dalam kondisi stagnan. Setiap orang pasti mengalami kondisi seperti ini, namun ada dari sebagian mereka yang tidak menyadari dan mengakuinya. Oleh karena itu, terima dan akui saja agar kita bisa fokus untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
2.Cari Ide dan Inspirasi Baru
Ketika tidak ada hal yang menggairahkan untuk kita lakukan, maka kenyamanan dan rasa malas membuat kita berada dalam kondisi stagnan. Kita cenderung menjalani rutinitas seperti biasanya tanpa ada tantangan dan tujuan yang harus dicapai. Namun, punya tujuan saja juga tidak cukup, kita juga harus punya komitmen untuk melaksanakannya.
Meskipun ada kalanya kita akan kehilangan ketertarikan dengan tujuan yang telah kita tetapkan di masa lalu. Hal ini sangat normal. Dan jika ini terjadi, sudah saatnya kita meninjau kembali tujuan kita. Tidak ada gunanya mengejar tujuan yang tidak lagi memberi inspirasi bagi kehidupan kita. Segeralah untuk membuat resolusi baru.
3.Ambil Jeda Istirahat dari Rutinitas
Meskipun setiap hari kita selalu bekerja tanpa henti, itu bukan berarti selalu ada kemajuan dalam diri kita. Rutinitas sehari-hari yang kita geluti sekarang ini adalah buah dari usaha-usaha kita dimasa lalu. Mungkin inilah keadaan dimana kita masih duduk dibawah pohon yang rindang dan memetik buah-buahan yang sama setiap harinya. Nikmat untuk pertama kali, dan bosan untuk dimakan setiap hari. Sudah waktunya istirahat sebentar dari rutinitas memetik buah yang sama, kita harus mulai menanam pohon dengan buah yang berbeda.
Begitu juga dengan stagnasi. Mungkin saat ini kita masih disibukkan dengan rutinitas yang sama. Dan ketika itu sudah terasa membosankan, ini pertanda kita harus istirahat sebentar, mengambil jeda dari rutinitas biasanya untuk membangun kembali kebiasaan dan rencana yang baru. Ketika rencana dan tujuan yang baru sudah mulai tumbuh, perlahan-lahan kita bisa tinggalkan rutinitas yang lama.

4.Ubah Kebiasaan
Untuk mengubah kebiasaan, kita perlu memiliki pola pikir mewujudkan sesuatu daripada menunggu situasi menjadi lebih baik dengan sendirinya. Ketika kita dalam kondisi stagnan, penuh kebosanan, karena kita selalu melakukan dan bertemu dengan hal yang sama. Berada dilingkungan yang sama, menghadapi hal yang sama, dan bertemu dengan orang itu-itu saja. Mengubah kebiasaan kecil, tidak bersifat ekstrim, jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengganti kebiasaan yang baru. Mengubah kebiasaan, tidaklah sama dengan menggantinya secara keseluruhan. Kita hanya butuh variasi cara untuk tetap berada dalam kebiasaan baik, maupun untuk meningkatkannya.
Mungkin kamu bisa ubah kebiasaan yang ringan. Seperti misalnya kamu selalu menonton TV untuk mendapatkan berita dan mendengarkan musik. Coba sesekali kamu ganti dengan membaca koran dan mendengarkan radio. Jika kamu sering makan siang bersama teman kerja di kantin, coba kamu ganti dengan mencari tempat makan lain yang berada disekitar tempat kerja. Konteks yang berbeda dapat memberikan rangsangan yang bisa memicu pola pikir dan tindakan yang berbeda pula.
5.Mulai dengan Langkah Kecil
Mencoba hal-hal baru, keluar dari zona nyaman, membutuhkan rencana, keberanian, serta tekad. Kita berada dalam keadaan stagnan, bisa jadi karena kita takut untuk berubah dan takut gagal. Mungkin kita ingin mengubah haluan dan menuju tujuan tertentu, namun kita mengurungkan diri untuk tidak melakukannya. Kita ingin memastikan bahwa dengan perencaan sempurna, kita akan mendapatkan hasil yang juga sempurna.
Namun, hal seperti inilah yang justru membuat kita tidak berani melangkah. Cobalah untuk memulai dengan langkah kecil. Dan mungkin akan ada kesalahan-kesalahan yang harus kita buat. Dengan begitu kita akan mendapatkan umpan balik untuk melakukan rencana dengan berbeda pada langkah selanjutnya. Kita tidak perlu menjadi sempurna untuk memulai, karena kita tidak akan pernah tahu apakah kita akan berhasil atau gagal jika tidak pernah memulai dengan langkah pertama.
Selain itu, kita juga bisa membuat daftar apa saja pencapaian di masa lalu yang telah kita raih. Daftar ini adalah untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri bahwa kita telah berhasil membawa diri hingga sampai pada keadaan sekarang yang lebih baik dari masa lalu. Kita pasti juga ingat bahwa di masa lalu kita pernah mengalami stagnan dan berhasil melewatinya dengan terus meningkatkan diri dan mencoba hal baru. Mengingat tentang cara bagaimana kita bisa meraihnya dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian untuk mengemabil langkah baru.

6.Mengembangkan Keterampilan Baru
Ketika kondisi stagnan disebabkan karena merasa bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, dan bukan karena faktor kelelahan beban kerja, berinvestasi pada diri sendiri dengan meningkatkan keterampilan baru untuk meningkatkan nilai profesional kita adalah salah satu strategi yang efektif. Kita bisa belajar hal baru melalui video tutorial youtube ataupun mengikuti kursus online /offline. Hal ini dapat membantu kita tetap bisa bersaing di pasar kerja, meningkatkan peluang untuk meningkatkan jenjang karir, atau membangun kewirausahaan sendiri.
Itulah beberapa poin tentang kondisi stagnan. Stagnasi terjadi pada semua orang pada suatu tempat. Hal ini bukanlah aib. Ini hanyalah rintangan dalam perjalanan pada suatu tujuan. Jika diri sudah menyadari mengalami stagnan, maka cobalah untuk mengatasinya agar tidak menjadi akar masalah dikemudian hari. Sesuatu yang stagnan, mandek, tidak mengalami pertumbuhan, itu artinya awal menuju kehancuran.
Dalam islam telah diajarkan bahwa, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dialah tergolong orang yang merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang celaka.” (HR Al Hakim).