Belajar Diam
Diam artinya tidak berbicara sepatah kata pun. Kenapa harus belajar diam? Bukannya orang yang diam itu ciri orang bodoh yang tidak tahu apa yang harus ia bicarakan? Dan orang yang pintar itu adalah orang yang sering banyak bicara? Toh sekarang juga banyak kursus atau buku-buku yang mengajarkan kita untuk fasih berbicara seperti public speaking. Bukannya itu menandakan bahwa bicara itu ada seninya yang harus kita pelajari? Lantas kenapa kita harus belajar diam?

Pentingnya Belajar Diam
Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin terlintas pada pikiran kita setelah membaca judul tulisan ini tentang pentingnya belajar diam. Diam disini bukan berarti tidak mempunyai pengetahuan, namun diam dari perkataan-perkataan yang tidak berguna dan tidak beralasan. Saat ini kita hidup di zaman dimana semua orang bisa menyuarakan pendapat pribadi mereka dengan bebas. Setiap orang mempunyai mimbar-mimbar mereka sendiri untuk menyampaikan gagasan, berkomentar, atau sekedar membagikan gagasan orang lain. Netizen biasa menyebut zaman ini dengan zaman sosmed (sosial media).
Hasan Al Bashri berkata “Kita sempat hidup pada suatu masa dimana mereka mengeluarkan hartanya (untuk berinfak), dan menyimpan lisan mereka (diam). Dan sekarang kita hidup pada masa di mana generasinya banyak bicara, namun pelit untuk mengeluarkan hartanya”.
Apabila datang waktu pagi, semua organ tubuh mengingatkan lisan untuk bertaqwa kepada Allah. Jika lisan berbuat kebaikan, maka seluruh anggota badan merasa aman. Begitu juga sebaliknya. Jika lisan tidak bisa dikendalikan, maka seluruh anggota badan bisa mendapat ancaman. Tidak jarang kita lihat kehancuran seseorang dikarenakan oleh ucapannya yang menyakiti orang lain atau membuat beberapa pihak tidak berkenan.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Karena orang-orang yang beriman tahu semua yang diucapkannya akan ada pertanggungjawaban. Di Indonesia saja semenjak ada UU ITE, semua orang yang biasanya bebas bersuara tanpa takut menyakiti orang lain, sekarang sudah berkurang karena mereka takut dipidanakan. Maka orang yang beriman akan lebih takut masuk neraka karena tidak bisa menjaga lisannya untuk diam.
Sifat Bawaan
Sebenarnya diam adalah sikap bawaan setiap orang. Orang tua dan lingkungannyalah yang mengajarinya untuk berbicara. Namun ketika manusia sudah pandai dan terlalu banyak bicara, ia lupa akan pentingnya diam. Sehingga perlu untuk belajar diam sebagaimana kita belajar bicara. Karena pada hakikatnya manusia itu suka bicara, namun ia lupa bahwa semua yang keluar dari lisannya itu akan dicatat dan dipertanggungjawabkan. Sekarang banyak orang yang mencatat sendiri apa yang ia katakan melalui tulisan tanpa membuka mulut. Maka ia telah mempersaksikan diri apa yang telah ia katakan tanpa menunggu hari perhitungan.
Manfaat Belajar Diam
Manfaat diam antara lain kita bisa menambah ilmu dan wawasan dari orang yang sedang berbicara menjelaskan. Dengan diam kita juga bisa menolak keburukan orang yang cuma pandai bicara hanya untuk berdebat. Meskipun kita tahu segala hal, maka diam lebih bisa menjaga kita dari orang yang tidak pernah menginginkan pendapat kita. Semakin banyak orang berbicara, semakin banyak kesalahannya. Maka dari itu, diam lebih selamat.
Nasihat bagi teman-teman yang suka nongkrong, yang biasanya tidak punya tema apa yang akan menjadi pembicaraan. Mulailah menjadi orang yang memulai pembicaraan dengan kebaikan. Karena obrolan selanjutnya akan terarah kepada kebaikan pula. Ketakwaan seseorang tidak sampai pada derajat yang maksimal, sebelum ia bisa menjaga lisannya. Orang yang baik adalah ketika orang lain disekitarnya selamat dari kejahatan lisannya. Ia tidak menyakiti orang dengan lisannya.
Jika seseorang membiasakan diri untuk diam, maka itu akan menjadi kemampuan besar yang menunjukkan kesempurnaan kepribadiannya. Diam agar tidak mendatangkan fitnah dan cobaan bagi dirinya maupun orang lain. Diam membuahkan kekuatan akal bagi seseorang. Karena dengan diam ia mempunyai lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum memutuskan. Salah satu cara menjaga akal adalah dengan sedikit bicara dan banyak mendengarkan. Jika akal telah kuat maka ia tidak akan terjerumus ke dalam hal yang merusak kedamaian hidupnya. Orang yang banyak bicara akalnya tidak dapat fokus pada solusi permasalahan. Terlalu banyak bicara tidak memberikan kesempatan buat kita untuk melakukan refleksi.
Kekuatan Diam
Membentuk Fokus
Menempatkan kita pada keheningan yang mendalam yang akan membantu kita untuk mencapai titik yang kita inginkan. Dengan diam kita lebih banyak waktu untuk fokus berpikir tentang langkah-langkah yang harus kita tempuh. Diam bisa membantu untuk fokus pada diri sendiri dan menghilangkan kebisingan dari luar. Membantu seseorang untuk merenungkan tentang tujuan hidupnya dan mengembangkan visi yang jelas untuk masa depannya.
Mendapatkan Lebih Banyak Perhatian
Orang yang banyak bicara mudah untuk di ukur hatinya, sedangkan orang yang diam tidak mudah ditakar akalnya. Saat kita diam, kita memberi ruang untuk mendengarkan dan memperhatikan orang lain. Lebih banyak memperhatikan banyak hal dan mendengarkan lebih baik. Diam menunjukkan kebijaksanaan dan kebesaran hati. Karena orang yang diam seringkali lebih memikirkan kata-kata mereka sebelum berbicara.
Diam menjadikan kita terlihat lebih misterius dan menarik. Karena orang ingin mengetahui apa yang sedang kita pikirkan. Dengan diam kita dapat meciptkan kesan yang lebih dalam dan lebih kuat daripada saat kita bicara. Diam adalah cara yang efektif untuk memperoleh perhatian orang lain. Diam yang tepat dapat membuat orang lain memperhatikan kita, menghargai kemampuan kita, dan memahami cara berpikir kita.
Memancarkan Kepercayaan Diri dan Orang Lain
Diam saat dalam keadaan sulit dan menantang menunjukkan bahwa ia memiliki kendali atas diri mereka sendiri. Ia akan terlihat lebih percaya diri ketika melakukan sesuatu karena ia sudah berpikir dan mempertimbangkan sebelum bicara dan melakukan tindakan.
Diam membuat orang lain merasa aman dan nyaman sehingga mereka lebih terbuka dan cenderung mempercayai kita untuk banyak hal. Mereka percaya bahwa kita bisa menyimpan semua rahasianya. Diam adalah alat yang kuat bagi seseorang untuk membangun kekuatan dalam berkomunikasi dan hubungan interpersonal. Diam adalah sebuah seni yang memerlukan kebijaksanaan dan kesabaran.
Membuat Kompetitor Menjadi Bingung
Sun tzu berkata orang yang akan menang adalah orang yang tahu kapan harus bicara dan tahu mengapa harus diam. Musuh akan beripikir tentang apa yang akan kita lakukan dan langkah apa yang selanjutnya. Dengan begitu kompetitor akan kehilangan fokus pada tujuan mereka sendiri karena sibuk memikirkan langkah apa yang akan kita ambil daripada memikirkan langkah yang harus mereka ambil.

Cara Belajar Diam :
Mengetahui keutamaan diam daripada banyak berbicara. Dengan begitu kita akan konsisten untuk melakukannya.
Kuatkan iman, bahwasannya akan ada hari dimana kita akan mempertanggung jawabkan apa yang kita bicarakan.
Gunakan lisan untuk sibuk berdzikir mengingat Allah.
Berdoa kepada Allah agar di beri petunjuk.
Jika terpaksa ingin bicara, hitunglah hingga sepuluh sebelum membuka mulut. Dan pikirkan apakah yang ingin kamu sampaikan itu berharga? Apakah itu perlu? Apakah itu akan membuat perbedaan? Pastikan sebelum kita bicara, kata-kata yang akan keluar adalah kebenaran, fakta, dan kejujuran. Bukan hanya sekedar berdasarkan perasaan dan emosi saja. Tidak hanya sekedar gosip atau menyebarkan hoaks. Atau bicara hanya biar terlihat sebagai orang pintar di mata orang lain. Kualitas lisan bukan dinilai dari seberapa banyak yang bisa kita ucapkan. Namun dari seberapa banyak kebenaran yang kita ungkapkan.