Memahami Penjilat dan Cara Menyikapi Sycophant
Dasar penjilat, kerja rajin cuma pas ada bos aja.
Busyet dah, dia naik jabatan cepet banget. Maklumlah, dia kan penjilat.
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar kalimat diatas. Penjilat atau sycophant (dalam bahasa asingnya) adalah orang yang pandai membangun hubungan dengan orang lain namun bukan dengan ketulusan, melainkan punya kepentingan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, meskipun dengan melanggar nilai moral dan merugikan orang lain.
Biasanya, penjilat lahir dan berkembang dilingkungan yang sangat kompetitif. Seperti komunitas, kantor, sekolah, baik pada sektor swasta maupun pemerintah. Si penjilat ini sangat debenci keberadannya dimanapun. Termasuk golongan rekan kerja toxic yang harus dihindari, karena tidak mungkin untuk memusnahkannya.

Karakter dan Ciri-ciri Seorang Penjilat
Perilaku menjilat orang lain merupakan salah satu perilaku manipulatif yang menjijikkan. Terdapat beberapa karakter yang melekat dalam diri seorang penjilat. Namun tidak semua orang mengerti dari semua karakter tersebut.
1.Memberi Pujian Secara Berlebihan
Karakter yang paling melekat adalah sering memuji secara berlebihan, berkata manis untuk membuat orang senang dengan maksud mengharapkan imbalan, entah itu dukungan, penerimaan, atau keuntungan lainnya. Ini merupakan ciri khas yang mencolok dari seorang yang pandai menjilat. Seringnya pujian yang mereka berikan itu tidak sesuai dengan kontribusi yang sebenarnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian lebih dari atasan.
2.Selalu Berusaha Menyenangkan Atasan
Untuk mendapatkan perhatian lebih dan citra baik dimata atasan, seorang penjilat sanggup melakukan apapun untuk menyenangkan atasan. Atau bisa dibilang ABP, asal bos senang, asal bapak senang. Mereka memposisikan diri selalu siap untuk mengerjakan apapun yang atasan minta. Menjadi yang terdepan sebagai pendukung, meski harus mengesampingkan prinsip dan nilai pribadi.
3.Punya Ambisi yang Kuat
Namanya juga penjilat, mereka tidak akan beraksi tanpa punya ambisi yang kuat. Bahkan demi ambisinya, mereka tega menjatuhkan rekan kerjanya sendiri untuk mendapatkan promosi. Jika ada keberhasilan, mereka akan terdepan berbicara. Dan jika terjadi kegagalan, orang lain yang dianggap sebagai penyebabnya.
4.Bersikap Munafik
Karakter lain yang harus kita waspadai dari seorang penjiat adalah sikap munafiknya, alias bermuka dua. Lain di hati, lain di mulut. Mereka seringkali tampil baik dan santun di depan, namun berperilaku menjijikkan ketika dibelakang. Pujian dan perkataan mereka dusta dan penuh racun. Oleh karena itu kita harus lebih pandai menilai situasi dari pada mereka, agar kita tidak terjebak dengan rekan kerja toxic macam ini.
Penting bagi kita untuk mengetahui karakter orang penjilat, agar kita bisa selamat dari perilaku mereka. Mereka ini sangat pandai membaca situasi, memiliki kemampuan uintuk menenali kekuatan dan kelemahan orang lain. Mereka menggunakan semua informasi untuk mendekati dan mendapatkan tempat di hati orang yang dimaksud, biasanya sasaran utamanya adalah mendapatkan hati atasan yang berpengaruh. Keahlian lainnya adalah mampu berkomunikasi dengan sangat lentur. Mereka mampu menyesuaikan gaya bicara menggunakan kata-kata yang menarik dan menyenangkan. Namun hati-hati, pujian dan kata manis mereka adalah racun bagi para pendengarnya.
Mengapa Orang Menjadi Penjilat?
Kita sudah mengetahui motivasi terbesar dan yang paling mencolok dari seseorang yang suka menjilat adalah untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang biasanya dalam bentuk jabatan, peningkatan gaji, maupun materi dalam bentuk sarana dan prasarana penunjang. Namun jika ditelisik lebih dalam, terdapat motivasi lain yang mendorongnya menjadi seorang penjilat, yaitu bisa diterima dengan baik dilingkungannya.
Seseorang yang merasa mendapatkan tekanan, baik dilingkungan kerja maupun sosial, biasanya akan mendukung apa saja yang menjadi keinginan pemimpin. Selalu bersedia mengerjakan tugas apa saja agar ia bisa diterima dan diakui keberadaannya.
Selain kebutuhan akan penerimaan dan pengakuan, motivasi lain dari seorang penjilat adalah mereka tidak cukup percaya diri dengan kemampuan kerjanya. Dengan seringnya memuji dan mendukung atasan, ia berharap kekurangan dalam kecakapan bekerjanya terbiaskan. Bukan hanya dengan atasan, mereka juga sering kali menjilat teman kerjanya sendiri. Berharap agar bisa membantu menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Keinginan untuk lebih sukses dalam karir juga bisa menjadi dorongan kuat seseorang untuk menjadi penjilat. Ketika lingkungan sangat kompetitif dan cenderung mengandalkan orang dalam dalam suatu jabatan, seorang penjilat mampu melihat peluang untuk jenjang karir dengan cara menjilat. Dengan memberikat kesan yang positif, selalu siap jika dibutuhkan, bahkan rela mengerjakan pekerjaan di luar jobdesknya. Mungkin dalam sekilas ini baik jika dilakukan dengan ketulusan. Namun hal ini juga bisa menumbuhkan sikap kurang kondusif dalam lingkungan kerja, dimana jobdesk setiap karyawan menjadi tumpang tindih yang justru bisa menghambat produktivitas.

Dampak Negatif dari Perilaku Menjilat
Perilaku menjilat atasan, sesuai dengan bahasanya yang kasar, merupakan sikap yang menjijikkan. Bahkan ketika ada penjilat di suatu lingkungan, semua orang yang tahu akan berusaha menghindarinya. Karena mereka sadar, dampak dari perilaku tersebut akan merugikan dan membuat keruh suasana yang sebelumnya tenang-tenang saja.
1.Mengganggu Produktivitas Kerja
Salah satu dampak dari hadirnya seorang penjilat adalah menurunnya produktivitas. Karakter ingin selalu terdepan ketika mendapat kesuksesan tim, dan menyalahkan orang lain saat mengalami kegagalan, membuat rekan kerja menjadi kurang semangat dalam menggapai target pekerjaan. Mereka hanya rajin ketika ada atasan. Seringnya para penjilat ini lebih banyak bermain politik kantor daripada memberikan kontribusi yang nyata. Tim yang seharusnya berkolaborasi dengan baik bisa terjebak dalam permainan kekuasaan ini, mengalihkan perhatian mereka dari tugas-tugas penting dan resolusi masalah yang seharusnya diselesaikan.
2.Merusak Hubungan Interpersonal
Para penjilat, mereka sangat aktif dan rajin ketika didepan atasan. Membuatnya selalu terlihat dan dekat dengan atasan, membuat karywan lain merasa terabaikan dan dianggap tidak penting. Situasi ini membuat tim menjadi tidak seimbang. Rentan terjadi konflik kepentingan antara penjilat yang ingin terlihat menonjol di depan atasan dan karyawan lainnya yang ingin tetap eksis berada dalam posisinya. Ketidakpuasan yang ditimbulkan dari dinamika ini sering kali menciptakan atmosfer yang kurang kondusif dan mempengaruhi kolaborasi.
3.Merusak Kepercayaan
Para penjilat memberikan pujian dan membangun hubungan tanpa ada ketulusan. Mereka hanya mengejar ambisi pribadinya. Biasanya, target hanya akan di jadikan alat. Dengan sikap penuh kemunafikan ini, bisa menghancurkan rasa saling percaya antar karyawan. Ada keraguan yang sengaja dibuat oleh orang yang suka menjilat untuk membangun suasana yang kacau, sehingga ia mampu tampil sebagai pahlawan yang bisa meredam suasana. Akibatnya, komunikasi yang efektif bisa terhambat menyebabkan mereka merasa enggan untuk berbagi ide atau memberikan umpan balik yang konstruktif.
Cara Menghadapi Penjilat di Lingkungan Kerja
Memahami cara bagaimana menghadapi para pernjilat sangat penting bagi kita untuk tetap bisa produktif di tempat kerja tanpa banyak konflik. Sudah kita ketahui bahwa, para penjilat ini sangat licik dan mempunyai kemampuan membaca situasi. Jadi kita harus berhati-hati dalam melangkah. Berikut ini beberapa cara yang bisa dicoba untuk menghadapinya:
1.Komunikasi efektif
Orang yang suka menjilat atasan, seringnya mengumpulkan informasi tentang sesame rekan kerja. Informasi ini kadang digunakannya untuk mengambil hati atasan agar mereka terlihat lebih baik, dan yang lainnya lebih buruk. Oleh karena itu, kita harus menggunakan strategi komunikasi yang efektif untuk menangkal manipulasi informasi yang sampai ke atasan. Kita harus berani menyampaikan dengan jelas keadaan yang sebenarnya. Jangan sampai kita terjebak dalam permainan mereka.
Atau jika mereka berusaha untuk mengambil hati kita, maka kita bisa menghentikan pujian yang mereka berikan dengan pujian yang setimpal, atau dengan candaan. Namun ketika pujian semakin tidak masuk akal dan terkesan menjijikkan, bilang saja secara langsung bahwa apa yang mereka katakana itu tidak benar.
2.Menjaga Batasan Diri
Orang yang suka menjilat mempunyai kemampuan untuk membangun hubungan dengan baik. Sikapnya yang manis didepan membuat semua orang terbuka untuk berbagi informasi. Untuk itulah kita harus menetapkan batasan diri ketika bergaul dengan mereka. Jangan pernah membagikan informasi apa saja rencana pribadi kita, curhat perasaan, ataupun isu-isu sensitif lainnya. Tetapkan batasan secara professional antara pekerjaan dan prinsip pribadi kita. Dan hal yang paling penting, jangan pernah mau diajak makan siang bersama. Hal ini akan membuat para penjilat mati kutu tidak bisa lagi mengeksploitasi situasi, karena yang mereka butuhkan adalah informasi-informasi dari semua lapis pekerjaan.
3.Fokus dalam Pekerjaan
Para penjilat senang dengan keadaan yang kacau, mereka seringkali lebih banyak menampakkan diri dan ingin menjadi pahlawan dalam situasi tersebut. Bisa saja mereka menyeret kita dalam konflik dan drama yang sebenarnya tidak memberi kontribusi apapun. Penting untuk menjaga ketenangan agar tidak terbawa arus dan fokus pada apa yang harus kita kerjakan. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan sikap profesionalisme kita.
4.Manajemen Konflik
Konflik dan drama di tempat kerja tidak bisa terpisahkan dengan perilaku seorang penjilat. Ketika mereka berusaha menyeret kita ke dalam konflik, cobalah untuk tidak memberikan reaksi emosional yang berlebihan. Jangan sampai fokus kita terhadap Solusi teralihkan oleh drama yang mereka buat. Manajemen konflik ini sangat penting agar kita tidak terjebak dalam politik kantor yang merugikan.
Jangan Terjebak dalam Permainan Penjilat
Dalam lingkungan sosial maupun profesional, kehadiran para penjilat sering kali menjadi masalah yang sangat menantang. Mereka cenderung menggunakan manipulasi demi keuntungan pribadi. Sering kali, mereka ini licik, menyusun taktik halus untuk menyesatkan orang lain. Oleh karena itu, jangan sampai terjebak dalam permainan mereka. Tetap usahakan untuk menjaga kesadaran diri dan mengendalikan emosi.
Kesadaran diri kita gunakan untuk menyaring pujian yang mereka berikan secara berlebihan. Tetaplah tenang, jangan sampai malah kita menjadi besar kepala dan membumbung tinggi egonya. Menghargai pujian memang penting, namun kita juga harus sadar untuk melihat keadaan kita yang sebenarnya.
Pengendalian emosi juga penting sebagai strategi kita agar tidak terjebak dalam permainan para penjilat. Biasanya mereka melakukan provokasi dan memberikan tekanan-tekanan emosional agar tercipta suasana yang tegang. Untuk itulah, kemampuan mengendalikan emosi sangat dibutuhkan agar kita tidak terseret dalam konflik dan drama kantor.
Berbicara dengan Penjilat – Kapan dan Bagaimana?
Karakter seorang penjilat memanglah sangat merugikan. Namun demikian, bukan berarti kita harus memutus hubungan dengan mereka, karena mereka juga merupakan rekan kerja yang dibutuhkan kontribusinya. Oleh karena itu, kita harus tahu kapan dan bagaimana berkomunikasi dengan mereka.
Ketika kita sudah merasa terganggu dan ingin memperbaiki perilaku mereka, kita harus menggunakan pendekatan yang halus. Jangan tampilkan respon yang menyerang argumen mereka. Pilihlah waktu ketika suasana kantor lebih tenang, bukan saat dalam tekanan dan emosi memuncak. Mintalah pandangan mereka tentang penjilat. Pertanyaan ini akan mengarahkan mereka untuk instropeksi diri. Ini cara yang efektif untuk membawa mereka kembali ke realita tanpa membuat mereka merasa terancam.
Teknik komunikasi lainnya termasuk memberi pujian balik kepada mereka secara tepat pada waktu yang tepat. Tetapi tetap harus menekankan kejujuran dan integritas. Jangan sampai justru kita yang menjadi penjilat. Kan nggak lucu. Semua ini dapat membantu mereka memahami terdapat nilai untuk menjadi lebih tulus dibandingkan sekadar menyenangkan orang lain.
Melalui pendekatan yang hati-hati dan strategi komunikasi yang tepat, kita akan bisa mengawal dialog dengan para penjilat ke arah yang lebih produktif dan bermanfaat. Sebuah komunikasi yang efektif dapat membantu meminimalisir ketidakpahaman dan memfasilitasi pertukaran gagasan yang lebih realistis di masa depan.
Penjilat vs. Diplomat: Apa Perbedaannya?
Dalam dunia interpersonal, sering kali kita menjumpai dua tipe orang yang berperan penting dalam hubungan sosial, yakni penjilat dan diplomat. Keduanya memiliki tujuan untuk membangun hubungan, namun yang membedakan dari mereka adalah tentang pendekatan yang mereka pakai.
Penjilat, atau sycophant, cenderung memanfaatkan situasi dan orang-orang di sekitarnya demi mencapai keuntungan pribadi. Mereka sering memuji atau memberikan dukungan kepada seseorang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh, bukan karena ketulusan, tetapi dengan harapan mendapatkan keuntungan. Seperti posisi yang lebih baik, atau akses ke sumber daya.
Di sisi lain, diplomat berfokus pada menjaga hubungan interpersonal secara konstruktif. Mereka berusaha memahami perspektif orang lain dan membawa solusi yang akan menguntungkan semua pihak. Diplomat memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dan mediasi dalam situasi konflik, mendorong kolaborasi alih-alih kompetisi. Mereka meletakkan integritas dan etika dalam interaksi yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan saling menghormati dan mneghargai
Perbedaan mendasar ini menjelaskan mengapa penjilat sering dihindari dalam lingkungan profesional, sementara diplomat dihargai dan dicari. Ketika kita mampu mengidentifikasi karakteristik masing-masing tipe ini, kita dapat lebih bijaksana dalam memilih dengan siapa kita berinteraksi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa hubungan yang kita bangun adalah produktif dan saling menguntungkan, bukan sekadar berdasarkan kepentingan sementara yang dibawa oleh penjilat.