Tentang Quarter Life Crisis
Pernahkah kamu merasa bingung dengan arah kehidupan yang sedang kamu jalani? Tiba-tiba saja hidup terasa hampa tanpa arah dan tujuan yang jelas. Merasa sepi sendiri untuk melewati hari dan merasa tidak ada teman yang mendukung untuk menggapai tujuan. Perlu disadari kamu sedang masuk dalam fase hidup yang dinamakan dengan quarter life crisis, krisis di usia seperempat abad.
Quarter life crisis adalah sebuah fase dalam kehidupan dimana kita merasa tertekan dengan keadaan yang masih stagnan, merasa bingung dengan jati diri kita, untuk apa kita hidup, hubungan percintaan yang entah mau kita bawa kemana, dan juga pilihan kerja seperti apa yang bisa menjadikan diri kita lebih sukses dan dihargai orang lain.
Pikiran-pikiran seperti itu muncul begitu saja saat kita menyadari bahwa harapan dan kenyataan tidak berjalan beriringan. Lantas kita ragu untuk melangkah, karena merasa masa depan belumlah ada kepastian. Ditambah lagi dengan tekanan dari keluarga dan lingkungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat membingungkan. Seperti kapan lulus? Kerja dimana? Kapan nikah? Dan lain sebagainya. Fenomena ini memanglah sangat wajar dan umum terjadi. Karena setiap dari diri kita telah menetapkan standar kesuksesan dan pencapaian yang terlampau tinggi di usia muda.

Tanda-tanda Mengalami Quarter Life Crisis
Bukan hanya kita saja, namun banyak orang juga sedang atau pernah berada dalam fase quarter life crisis. Lantas apa tanda kita sedang berada pada fase ini? salah satunya adalah kita tidak merasa puas dengan hidup yang sedang kita jalani. Kita merasa jalan hidup ini tidak sesuai dengan harapan yang kita bentuk sedari kecil, merasa ragu dengan pilihan hidup yang telah kita ambil. Kita merasa terjebak dengan rutinitas harian yang membosankan.
Sampai kita bertanya dalam diri, ‘sebenarnya apa yang sedang aku inginkan unutk hidupku ini?’. Kebingungan tentang masa depan ini membuat kita menjadi semakin khawatir. Selain itu, saat kita berada dalam fase quarter life crisis, ada keresahan berlebihan yang sering kali muncul. Kita mencemaskan tentang karir, keuangan, dan kepastian hidup pada umumnya.
Penyebab Utama Quarter Life Crisis
Biasanya quarter life crisis dialami untuk kita yang berusia antara 20 hingga 30 tahun. Saat kehidupan sedang dalam mode transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Saat kita merasa harus memenuhi ekspektasi sosial tentang kesuksesan dan pencapaian. Dan saat kita mulai membandingkan diri dengan teman sebaya di media sosial. Semua itu membuat kita merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita kerjakan selama ini.Saat-saat inilah yang menyadarkan kita tentang tantangan hidup yang sebenarnya harus kita hadapi di dunia dewasa. Menggunakan waktu sebagai momen refleksi diri dan mengevaluasi nilai, prinsip, dan tujuan hidup kita.
1. Tekanan Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, lingkungan sekitar sering kali menetapkan standar kesuksesan. Mereka memberikan eksprktasi tinggi dalam segala pencapaian. Seperti nilai akademik dan kapan lulus, kapan nikah dan kapan punya anak, kerja dimana dan gajinya berapa. Padahal kan setiap orang mempunyai alur jalannya masing-masing sesuai dengan skenario yang Allah takdirkan. Ekspektasi dan tekanan sosial inilah yang menjadi salah satu pemicu utama quarter life crisis. Membuat kita menjadi semakin, sedih, resah dan gelisah.
2. Membandingkan Pencapaian Diri dengan Teman Sebaya
Pekerjaan mapan, gaji yang besar, rumah Impian, pasangan yang sempurna, momen Bahagia, dan kehidupan yang menyenangkan. Itulah beberapa pencapaian yang patut dibanggakan, yang boleh jadi dilakukan oleh teman sejawat kita lewat media sosial. Kita menjadi merasa kurang berharga dengan apa yang sedang kita upayakan. Kita merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan dan tidak puas dengan hidup yang kita Jalani.
3. Ketidakpastian Karir dan Hubungan
Banyak dari kita sangat mendambakan karir yang sesuai dengan passion kita. Alangkah sangat menyenangkan ketika pekerjaan juga menjadi hobi kita. Namun kita justru merasa kebingungan ketika passion tidak menghasilkan pendapatan yang cukup, ekonomi masih gali lubang tutup lubang. Dan kita sudah terlalu takut untuk mengalami kegagalan dalam mencoba hal-hal baru. Begitupun dengan hubungan yang belum stabil dan sulitnya untuk berkomitmen, membuat kita semakin kehilangan arah. Inilah yang menyebabkan kita terjebak dalam quarter life crisis.
Dampak Quarter Life Crisis
Quarter life crisis dialami oleh banyak orang, dan fase ini memang wajar terjadi pada kehidupan setiap orang. Meskipun begitu kita harus tahu dampak apa saja yang timbul jika kita terus-terusan berada dalam masa ini. Berikut beberapa dampak dari Quarter life crisis yang perlu kita perhatikan:
1. Kecemasan dan Depresi
Saat berada dalam fase quarter life crisis, kita mudah merasa bingung dengan apa yang harus kita lakukan, merasa cemas dengan masa depan seperti apa, dan tak tahu arah hidup seperti apa yang harus kita ipilih. Kebingungan dan kecemasan inilah yang bisa membawa kita ke jurang depresi, mengantarkan kehidupan kita pada kehancuran.
2. Hubungan Sosial Renggang
Ketika dalam fase ini, kita sering merasa terasing, teralienasi dari teman-teman, terutama kepada teman-teman yang memilih jalan hidup yang berbeda. Saat kita merasa tidak adanya kepastian hidup, kita lebih memilih untuk menyendiri, sehingga hubungan sosial menjadi berkurang. Hubungan yang dulu kita jalin erat kini mulai merenggang. Padahal justru sebenarnya kita sedang membutuhkan dukungan sosial. Namun jika kita berkumpul dan berinteraksi, yang ada hanya membandingkan diri dan pertanyaan-pertanyaan yang membuat miris hati.
3. Sulit Mengambil Keputusan
Dalam fase quarter life crisis, situasi menjadi lebih kompleks. Antara apa yang dulu menjadi harapan, berbeda dengan kenyataan yang kita jalani. Hidup serasa penuh tekanan, pencapaian dan ekspektasi tidak berjalan seimbang. Oleh karena itu, kita sering mengambil keputusan agar bisa dapat segera keluar dari zona ini. Meskipun kita tahu, mungkin kita tidak bisa mencapai apa yang menjadi tujuan hidup kita.

Cara Terbaik Menghadapi Quarter Life Crisis
Meskipun semua orang menganggap wajar hal ini terjadi, kita tetap perlu mengetahui bagaimana cara melewati fase ini dengan baik agar kita tidak menyesal nantinya.Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah refleksi diri. Kita harus paham apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita. Dengan begitu, kita bisa menentukan apa saja yang benar-benar kita inginkan dalam hidup.
Selanjutnya kita harus menetapkan tujuan hidup yang realistis dan terukur, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Buat perencanaan yang plus minusnya bisa kita bandingkan dengan keadaan kita yang sekarang. Tujuan yang jelas akan memberi kita arah dalam melangkah, membantu kita agar tetap fokus, dan berkomitmen untuk mengeksekusinya.
Dan hal terpenting dalam berjibaku dengan fase quarter life crisis adalah kita harus berfokus pada pengembangan diri sebagai cara agar kita bisa selalu siap menghadapi berbagai tantangan. Kita juga harus selalu berpikir positif dan percaya diri saat berhadapan dengan masalah. Penting juga bagi kita untuk bersikap terbuka terhadap nasehat dari seorang teman, keluarga, dan lingkungan. Jadikanlah fase quarter life crisis ini sebagai momen transformasi yang akan membawa kita dalam memahami perjalanan hidup yang sebenarnya, beralih dari sekedar ekspektasi menjadi sutau tujuan yang dapat kita capai. Sadari bahwa fase ini merupakan bagian normal dalam kehidupan, maka dari itu tetaplah tenang dalam menghadapinya.