Memahami Arti Cemburu yang Bergejolak dalam Hatimu

Memahami Arti Cemburu

Pengertian

Pernahkah kamu merasa cemburu? Bagaimana perasaanmu ketika melihat orang yang kamu sayangi ternyata lebih perhatian kepada orang lain dibandingkan dengan dirimu? Ya, kamu terjerat cemburu. Cemburu adalah perasaan emosinal yang muncul ketika kita merasa terancam oleh kehadiran orang baru sebagai pihak ketiga yang bisa menyebabkan kita kehilangan kasih sayang dalam suatu hubungan. Cemburu tanda cinta, begitu orang sering mengatakannya. Kalo kita mencintai dan menyayangi seseorang, perasaan ini adalah hal yang wajar keberadaannya. Cinta dan cemburu merupakan satu paket. Namun ketika porsinya berlebihan, justru bisa berdampak negatif dan mengancam keharmonisan dalam hubungan.

Cemburu seringkali dikaitkan dengan hubungan asmara. Namun tak hanya itu, perasaan ini ternyata juga bisa muncul pada hubungan persahabatan, dan bahkan hubungan saudara. Dalam hal percintaan, perasaan ini terjadi ketika kita melihat pasangan kita memberikan perhatian yang lebih kepada orang lain daripada kepada kita. Dalam hal persaudaraan, ketika orang tua lebih menyayangi salah satu dari kakak beradik. Di sekolah pun juga begitu, ketika guru pilih kasih terhadap murid didiknya. Ketidaknyamanan ini membuat kita merasa takut kehilangan kedekatan yang telah terjadi seperti biasanya.

Selain itu, kecemburuan juga bisa terjadi ditempat kerja. Ketika rekan kerja kita mendapatkan penghargaan, pujian, atau kesempatan yang lebih baik dibandingkan kita. Perasaan ini muncul karena kita merasa bahwa hal itu tidaklah adil dan kita khawatir bisa mengancam posisi kita.

Cemburu Menurut Psikologi

Penyebab Munculnya Cemburu

Segala sesuatu muncul bukan tanpa alasan. Begitu juga dengan perasaan ini, ia lahir dari berbagai alasan yang mendahuluainya. Selain karena takut kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orang yang kita cintai, ternyata ada faktor lain yang mempengaruhiya. Misalnya, pengalaman masa kecil. Sseorang yang kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua ketika masa kecil, lebih rentan untuk terbakar cemburu ketika sudah dewasa. Selain itu, perasaan rendah diri juga bisa menjadi faktor pemicunya.

Dampak Cemburu

Semua orang tahu, bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik termasuk juga dengan rasa cemburu. Jika berlebihan justru bisa mengancam keharmonisan dalam hubungan. Perasaan ini bisa membuat orang menjadi stres, merasa cemas, dan bahkan depresi. Orang yang cemburuan, seringnya ingin selalu dapat mengontrol tindakan atau memanipulasi pasangan. Sehingga pasangan merasa terkekang dan merasa tidak mendapatkan kepercayaan.

Namun ada hal baik dari sisi cemburu yang patut kita perhatikan, yaitu bahwa perasaan ini dapat menjadi bumbu dalam menjaga kelangsungan hubungan. Oleh karena itu, kita harus tetap bisa mengelolanya dengan berpikir jernih.

Batasan Wajar dalam Islam

Dalam Islam, cemburu dibolehkan jika dilakukan secara sehat dan sewajarnya. Atau biasa disebut dengan “ghairah”. Sebab perasaan itu merupakan bagian dari fitrah manusia. Ghairah lahir karena cinta dan kepedulian yang mendalam. Pasangan suami istri yang saling cemburuan karena ingin agar kesucian dan kehormatan pasangan terjaga. Namun yang patut kita garis bawahi adalah kita harus mengelolanya sesuai dengan ajaran agama.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada jenis cemburu yang disukai Allah, yaitu cemburu yang timbul karena adanya keraguan…” (HR. Ibn Majah).

Namun, cemburu yang berlebihan atau bisa kita sebut dengan “hasad” dapat membawa dampak negatif dan berbahaya. Hasad adalah cemburu yang disertai dengan perasaan iri hati dan dengki, serta keinginan agar orang lain kehilangan nikmat yang dimilikinya.

Al-Qur’an memperingatkan bahaya hasad dalam Surah Al-Falaq ayat 5: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” Hasad tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga dapat merusak kedamaian batin orang yang merasakannya.

Islam mengajarkan kita agar bisa mengelola perasaan cemburu dengan cara yang sehat. Misalnya dengan selalu meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Melalui sholat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an, seseorang dapat menenangkan hati dan mengendalikan emosinya. Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya berprasangka baik (husnuzan) dan bersabar dalam menghadapi perasaan ini.

Selain itu, komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan atau orang yang dicemburui juga sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, cemburu dapat dikelola dengan cara yang tidak merusak hubungan dan tetap sesuai dengan ajaran Islam.

Cara Sehat Mengatasi Cemburu

Cemburu yang berlebihan tidaklah sehat dan cenderung merusak hubungan. Agar porsinya seimbang, kita harus mengelolanya dengan baik. Diantaranya yaitu dengan cara menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur satu sama lain. Cobalah untuk mengutarakan apa yang kita rasa, apa yang membuat kita merasa cemburu. Dan bicarakan apa yang kamu cemaskan dan takutkan. Setelah itu, dengarkan kalo dia sedang menjelaskan dengan penuh empati, bukan dengan prasangka dan penuh emosi.

Selain dengan komunikasi terbuka, refleksi diri sangat penting. Karena hal inilah yang berada dalam kendali kita. Bisa jadi kita tidak bisa mengontrol tindakan pasangan kita karena takut terjadi cek-cok, dan konflik pun justru bisa meledak. Cobalah tanya pada diri, Kenapa dan apa yang membuat kita merasa cemburu. Carilah alasan dibaliknya, apakah karena trauma masa lalu ataukah sebab yang lainnya.

Atau mungkin saja kita terlalu takut kehilangan kasih saying. Jika memang karena itu, cobalah untuk mengembangkan keterampilan pribadi, menikmati hobi,atau menambah circle pertemanan yang sehat. Dengan begitu kepercayaan diri kita akan meningkat. Jika kita bisa lebih percaya diri, maka kita cenderung lebih mampu untuk mengatasi perasaan ini.

Kesimpulannya, cemburu bisa kita kelola dengan cara yang sehat agar sesuai porsinya. Baik melalui komunikasi efektif, introspeksi dan refleksi diri, serta pengembangan kepercayaan diri. Jadikan perasaan ini menjadi sumber motivasi untuk perbaikan diri dalam berbagai aspek kehidupan.

Komentar ditutup.

Scroll to Top