Nilai Waktu
Waktu adalah modal utama bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Nilai waktu bagi seorang muslim seharusnya lebih tinggi harganya daripada nilai harta. Buktinya orang ketika badannya sakit lantas khawatir mati. Mereka mau mengorbankan seluruh hartanya untuk tetap bisa hidup.
Meskipun pada kenyataannya hal itu tidak bisa mengubah waktu ajal yang telah Allah tentukan untuknya. Ajal akan datang jika waktunya sudah tiba. Ia tidak bisa disogok dengan berapapun banyaknya harta agar datang lebih awal ataupun terlambat. Tidak ada tambahan waktu meski harta habis jika ajal telah menjemput. Betapa besar nilai waktu yang kita punya selama masih hiudp di dunia ini.
Begitu pentingnya nilai waktu, sehingga Allah pun bersumpah dalam banyak ayat dalam Al-quran dengan berbagai macam waktu. Demi waktu fajar, demi malam, demi waktu dhuha dan al ashr yang bermakna waktu. Dalam nilai waktu terdapat banyak pelajaran dan hal-hal yang menakjubkan bagi orang yang mau memperhatikan dan mencermati.
Ketika menjelaskan nikmat yang agung Allah berfirman “Allah memberikan nikmat kepada kalian dengan menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan, demikian juga bintang-bintang itu juga semuanya tunduk dengan perintah Allah. Dalam hal tersebut terdapat ayat bagi orang yang mau menggunakan akalnya”. Allah menjadikan siang dan malam silih berganti, bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran dan orang yang bersyukur.
Empat Pertanyaan di Akhirat Salah Satunya Tentang Nilai Waktu
Sesungguhnya tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti, sampai datang pertanyaan padanya empat perkara. Tentang umurnya untuk apa ia habiskan. Apakah ia habiskan untuk beramal sholih, ataukah untuk bermaksiat, atau hanya ia sia-siakan pada hal yang tidak bermanfaat.
Pertanyaan pertama ini menyangkut nilai waktu yang Allah berikan. Yang kedua akan pertanyaan tentang ilmu yang telah ia dapat apakah telah mengamalkannya. Ketiga tentang hartanya, darimana ia dapatkan dan untuk apa ia habiskan. Serta yang terakhir tentang jasadnya untuk apa ia manfaatkan terutama saat masih muda. Semua itu menuntut kita untuk menyiapkan jawaban. Umur berarti nilai waktu keseharian kita, setiap detiknya kita gunakan untuk apa.
Nilai Waktu yang Bertemu dengan Nikmat Sehat dan Kaya
Terdapat dua nikmat yang dengan nikmat ini kebanyakan manusia seringnya merugi, yaitu nikmat waktu dan sehat. Jika bertemu dan dipergunakan dengan baik maka akan menjadi orang yang beruntung. Namun jika tidak dimanfaatkan dengan baik atau terbuang sia-sia maka akan merugi. Apalagi jika terkumpul badan yang sehat, waktu longgar dan mempunyai kelebihan harta, hal ini akan menjadi cobaan yang luar biasa bagi umat manusia. Hanya orang-orang yang beriman yang mampu memanfaatkan nilai waktunya dengan baik.
Sebagian orang tidak mempunyai kesempatan untuk bermaksiat jika salah satu dari tiga nikmat tersebut tidak ada. Ada orang ingin bermaksiat mempunyai waktu yang longgar dan banyak uang, namun tubuh sedang sakit. Terdapat orang mempunyai badan sehat dan waktu longgar, namun tidak punya uang untuk bermaksiat. Ada juga orang yang punya badan sehat dan harta banyak, namun terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk bermaksiat. Dalam posisi ini maka akan terlihat iman seseorang sebagai hidayah dari Allah. Orang yang beriman yang peduli dengan dirinya akan berusaha menyelamatkan diri dari murka Allah dengan memanfaatkan semua nikmat terutama nilai waktu yang ia punya untuk ketaatan bukan untuk kemaksiatan.
Kenyataan Hidup Manusia Di Dunia
Realita banyak orang mereka mengira Allah menciptakan manusia hanya untuk menikmati hidup serba enak, makan minum penggemukan badan, bangun aset, punya rumah dan kendaraan, menikah, punya anak, menjadi tua punya cucu lantas mati. Jika target manusia hanyalah seperti itu maka kehidupan seorang muslim itu tidak ada bedanya dengan orang non muslim ataupun kehidupan hewan. Mereka hanya berpikiran tentang berbagai macam kesenangan duniawi baik yang halal ataupun yang haram.
Padahal tidak seperti itu tujuan Allah dalam menciptakan manusia. Allah menciptakan manusia untuk alasan yang agung bukan hanya untuk main-main tanpa tujuan dan akan kembali kepada Allah. Allah menciptakan manusia untuk menghambakan diri beribadah kepada Allah dengan waktu sebagai modalnya. Maka selayaknya manusia memperhatikan tujuan penciptaannya serta tidak mengabaikan nilai waktu yang ia punya. Fokuslah ibadah bukan fokus untuk kesenangan pribadi. Dunia itu hanyalah kendaraan yang ujung-ujungnya akan habis dan rusak, bukan tujuan akhir untuk bersenang-senang. Dunia akan terputus dan kita akan berpisah dan meninggalkannya.
Hadist Nabi Tentang Nilai Waktu
Manfaatkan yang lima sebelum yang lima. Muda sebelum tua. Pergunakan waktu muda untuk memaksimalkan diri dalam beribadah, jika dilakukan setelah tua akan merasa berat. Seperti ibadah haji dan umroh yang menuntut badan yang kuat untuk menjalankannya. Jika Allah berikan kesempatan untuk bisa berangkat haji dan umroh selagi muda, maka ambillah kesempatan itu. Pergunakanlah nilai waktu mudamu sebelum menjadi tua. Waktu muda untuk bekerja dan berbakti kepada orang tua, jika sudah tua kecil peluang untuk kita melakukan hal itu. Belajar membaca Al-quran secara benar dan menghafalkannya lebih mudah saat waktu masih muda. Jika sudah tua belajar itu seperti menulis diatas air, tidaklah mudah. Maka perhatikanlah nilai waktu mudamu.
Sehat sebelum datangnya sakit. Pergunakan waktu sehat untuk melakukan kebaikan dan ibadah. Jika sakit sudah datang, maka ibadah akan kurang maksimal. Kaya sebelum jatuh miskin. Manfaatkan harta yang ada untuk beramal sholih. Seperti bayar hutang dengan niat karena perintah Allah, infaq sedekah dan wakaf. Waktu luang sebelum sibuk.
Nilai Waktu Sebagai Modal Menanam Kebaikan
Umur di dunia sebagai modal untuk menanam kebaikan dan akhirat sebagai tempat untuk panen. Maka sadarilah nilai waktu. Jangan menghabiskan modal hidup untuk hal yang tidak bermakna. Barangsiapa di dunia ini yang tidak menyadari akan pentingnya nilai waktu, maka akan datang suatu masa dimana ia akan menyesali betapa berharganya nilai waktu ketika hal itu telah berlalu.
Penyesalan akan datang jika kita tidak bisa memanfaatkan nilai waktu dengan baik. Penyesalan akan datang saat sakaratul maut tiba. Manusia sadar bahwa ia akan meninggalkan dunia menuju perjalanan akhirat. Saat itu ia menginginkan perpanjangan waktu meski hanya sedikit untuk memperbaiki nilai waktu yang telah ia sia-siakan.
Di akhirat semua orang juga akan menyesal, baik yang beriman ataupun yang tidak beriman. Orang beriman akan menyesal karena terlalu sedikit ia beramal. Ia ingin menambah amalnya karena di akhirat ia baru menyadari besarnya pahala yang ia dapat dari amalannya. Ia melihat pahala sholat, sedekah, baca Alquran dll. “Kenapa saya mengerjakan sholat dan puasa hanya yang wajib-wajib saja, kenapa tidak mengerjakan yang Sunnah?” Seperti itu kiranya ia berkata. Kenapa saya hanya bersedekah lima ribu rupiah padahal di dompet ada dua puluh ribu?
Saat itu tiba ia akan bisa melihat dan memahami betapa besarnya pahala yang ia dapat dari amal yang ia perbuat meskipun hanya kebaikan kecil. Lantas bagaimana dengan orang yang tidak beriman dan berbuat tidak baik? Tidak bisa terbayangkan betapa besarnya penyesalan mereka karena tidak tahu pentingnya nilai waktu. Angan-angan agar bisa kembali hidup di dunia dan mengerjakan kebaikan itu mustahil akan ada lagi, karena telah berakhir waktu untuk beramal dan telah datang waktu menerima balasan amal.
Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya
Waktu itu seperti harta, kita wajib antusias memanfaatkan dan mengaturnya untuk hal yang baik agar menguntungkan. Perbedaaan waktu dan harta adalah jika harta bisa disimpan, namun waktu tidak bisa. Setiap detik yang telah berlalu tidak akan bisa kembali lagi seperti semula. Ia tidak bisa dibeli dengan harta berapapun nilainya. Ia akan terus bergerak dan berkurang.
Waktu yang Allah berikan hanya terbatas sampai datangnya ajal. Dan ajal tidak bisa disegerakan dan juga tidak bisa diakhirkan. Jika kamu menyadari nilai waktu, maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya jangan sampai terbuang sia-sia. Belanjakanlah waktu untuk ketaatan, karena dengan begitu kamu tidak akan menyesal selama-lamanya. Jika manusia tidak sibuk dengan ibadah, Allah akan menyibukkan manusia dengan hal-hal yang tidak berguna. Itulah tanda Allah berpaling dari manusia. Allah tidak memberikan taufiq untuknya melakukan amal kebajikan. Sadarilah jika kamu sedang membuang-buang nilai waktu untuk hal yang tidak berguna (meskipun itu tidak membuahkan dosa), lebih baik segera alihkan untuk aktivitas yang bermanfaat.
Pelajaran Dari Waktu yang Terus Berjalan
Sepatutnya orang muslim mengambil banyak pelajaran untuk dirinya seiring berjalannya waktu, silih bergantinya malam dan siang. Karena malam dan siang itu merusak hal-hal yang baru. Mobil baru, baju baru, dan semua yang baru akan rusak. Waktu mendekatkan semua yang jauh. Tua dan kematian yang terasa jauh semakin mendekat seiring berjalannya waktu bergantinya malam dan siang. Malam dan siang melipat umur. Ialah yang menyebabkan anak muda menjadi orang tua yang beruban dan mengantarkan orang tua menemui ajalnya. Hari itu demikian cepat perginya karena besok bagi orang yang memperhatikan, satu hal yang sangat dekat.
Berapa usia anda? (Umur saya 60 tahun)
Sadarilah bahwasannya sejak 60 tahun lamanya anda sedang melaksanakan proses perjalanan untuk menghadap Allah. (innalillahi wainnailaihi rajiun)
Tahukah engkau makna innalillahi wainnailaihi rajiun? (orang itu merasa terkena musibah karena merasa sudah tua namun belum banyak beramal kebajikan)
Penjelasan innalillahi wainnailaihi rajiun adalah siapa yang menyadari bahwasannya hamba Allah akan kembali kepada_Nya dan ia akan berdiri dihadapan Allah untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Maka persiapkanlah jawaban sebelum mendapatkan pertanyaan. Kalimat Innalillah bukanlah kita sedang menghadapi musibah. Namun kita akan dipanggil dihadapan Allah. Yang sadar dengan kalimat itu maka ia akan menyiapkan jawaban. Solusinya adalah perbaiki amal dengan sisa waktu yang ada dan maafkan waktu yang terdahulu. (Tanya Fudhail bin Iyadh kepada seseorang)
Nasihat Kepada yang Muda
Kepada yang tua ; tanaman jika usia masuk waktu panen, apa yang sedang ia tunggu-tunggu? Tinggal dipetik atau mati. Kepada yang muda ; sadarlah tanaman bisa jadi terkena hama sebelum masuk panen (mati karena hama), untuk mati tidak harus menunggu tua.
Waktu adalah sumber kehidupan dan hakikat umur manusia. Senang dan sedih ketika di akhirat adalah tentang bagaimana kita menggunakan nilai waktu. Umur yang sebenarnya adalah yang engkau gunakan untuk ketaatan.
Waktu yang habis untuk kelalaian, menganggur, tidur, angan-angan kosong, maka mati lebih baik baginya, karena hidupnya hanya berpeluang menambah dosa. Orang takut mati karena belum cukup amalnya, namun jika ada orang mengajaknya untuk beramal, ia hanya menunda dan berkata besok saja. Demikianlah keadaan banyak orang yang tidak ingin mati tapi juga malas beramal. Sadari dan manfaatkan nilai waktu dengan sebaik-baiknya, jangan sia-siakan.