Cara Memahami Kepribadian Seseorang yang Baru Kita Kenal

Memahami Kepribadian Orang Lain

Kepribadian adalah cara seseorang untuk bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Cara khas ini menjadi ciri yang menonjol yang membedakan bagi orang tersebut dengan orang lainnya. Keterampilan untuk bisa memahami kepribadian orang lain sangat perlu agar kita bisa menjadi cerdas secara sosial untuk berinteraksi, terutama dengan orang-orang yang baru kita kenal.

Biasanya kita sering menerka-nerka kepribadian orang lain, apakah dia orang yang baik ataukah tidak. Dengan memahami kepribadian seseorang  kita bisa tahu bagaiamana cara untuk menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Seringkali hubungan antarmanusia tidak berjalan dengan baik karena mereka tidak bisa memahami kepribadian satu sama lain.

kepribadian orang introvert

Namun kita juga sering menjumpai ada beberapa orang yang baru bertemu langsung bisa mengobrol dengan rasa nyaman. Mereka bilang, mereka mempunyai beberapa kesamaan yang membuat mereka merasa begitu dekat. Mungkin saja diantara salah satunya memang pandai memposisikan diri sebagai seorang teman atau sekedar orang yang tidak membahayakan. Kecerdasan seperti inilah yang membuat hubungan antar manusia langsung bisa terjalin. Kecerdasan sosial dengan mengetahui kepribadian orang lain. Terus bagaimana kita bisa memahami kepribadian orang lain?

Memahami kepribadian orang lain dari gaya ekspresi

Ekspresi merupakan bentuk ungkapan perasaan yang diperlihatkan dengan gerak anggota badan, mimik muka juga kata-kata. Kita bisa memahami orang dengan gaya ekspresi yang ia punya apakah orang tersebut terbuka (extrovert) ataukah tertutup (introvert). Orang yang berkepribadian extrovert mengarahkan energi tubuhnya atau mengekspresikannya melalui tindakan-tindakan eksternal kepada orang lain dan juga memperoleh energi dari interaksi tersebut.

Biasanya kepribadian extrovert mempunyai ciri senang berinteraksi dengan orang lain dan menyukai keramaian. Mereka akan merasa bosan dan merasa tidak mempunyai energi jika sendirian. Makanya ia membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengisi, menyalurkan energinya dan menekspresikannya. Ia berfokus pada hal-hal yang terlihat seperti sosok seseorang, sebuah peristiwa, ataupun tindakan orang lain yang ia lihat. Extrovert lebih senang jika orang lain melihat dan mendengar saat ia berbicara. Ia lebih suka untuk bertindak dan bersikap terbuka. Ia memandang sebuah peristiwa atau masalah secara luas.

Sedangkan kepribadian introvert berkebalikan dengan extrovert meskipun sama-sama sebagai bentuk pengekspresian energi. Kepribadian introvert mencari energi tidak dari luar, namun dari dalam dirinya. Biasanya saat ia mengisi energinya dengan kesendirian tanpa kehadiran orang lain. Misalnya dengan membaca buku, main game, menggambar, atau aktivitas apapun yang ia lakukan sendirian dalam ketenangan dan kedamaian.

Setelah energinya terkumpul baru ia akan siap untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan setelah ia lelah karena kehabisan energi, ia akan menjauh dari orang lain untuk mengisi energi dengan kesendirian. Orang introvert lebih suka melihat dan mendengar daripada menjadi pusat perhatian. Kepribadian introvert lebih suka banyak diam daripada banyak bicara. Dalam bertindak ia lebih fokus pada emosi, rasa, dan pengalaman daripada memikirkan hal-hal yang sedang terjadi.

Memahami Kepribadian Dari Cara Memperoleh Informasi

Dilihat dari bagaimana seseorang memperoleh informasi, kepribadian terbagi menjadi dua yaitu sensing dan intuiting. Kepribadian sensing memproses informasi melalui panca indera untuk memastikan dan mengetahui cara terbaik dalam merespon sesuatu. Ia lebih berfokus pada saat ini. Memandang dunia secara apa adanya, seperti apa yang terlihat oleh mata.

Kepribadian sensing adalah pemikir yang konkrit dan literal, sangat memperhatikan detail, mempercayai yang pasti dan menghargai realisme serta akal sehat. Ia akan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi sebelum membuat pilihan. Ia konsisten menggunakan fakta untuk menghitung tindakan yang paling praktis. Kepribadian sensing juga sangat menghargai pengetahuan dan pengalaman sebagai sumber pelajaran yang penuh kebijaksanaan.

Sedangkan kepribadian intuiting, mereka lebih menyukai dunia abstrak dan ketidakpastian. Sifat abstrak membawa mereka pada ide dan kemungkinan apa yang akan terjadi. Bagi mereka yang paling penting adalah gambaran besar impian dan seringkali tidak mengindahkan detail. Ia menggunakan sebagian besar waktunya untuk memikirkan masa depan. Ia memahami informasi dengan kata hati, inspirasi, dan imajinasi sehingga lebih suka berinovasi dan mencari peluang pada hal-hal baru. Kepribadian intuiting melihat pola dan kesan dengan perspektif untuk mengolah informasi. Mengumpulkan pengetahuan dari apa yang tersirat, bukan tersurat.

Memahami Bagaimana Seseorang Membuat Keputusan

Kepribadian thinking mengambil keputusan secara obyektif berlandaskan kebenaran dasar, prinsip atau peraturan yang telah ditetapkan sehingga bersifat kaku. Kepribadian thinking menggunakan data dan logika untuk menganalisis pro dan kontra. Thinker berusaha untuk mempertimbangkan kejujuran, keadilan, pikiran yang jernih, dengan tidak terpengaruh oleh kepentingan sendiri atau orang lain.

Sedangkan kepribadian feeling mengambil keputusan secara subyektif memakai perasaan. Feelers mempertimbangkan kebijaksanaan, kebaikan hati, empati, dan rasa kasih sayang sehingga lebih fleksibel dalam mengambil keputusan karena bersifat menyesuaikan. Keputusan terbaik adalah dengan mempertimbangkan apa yang orang lain pedulikan. Melihat masalah dari sudut pandang semua orang yang terlibat dalam situasi itu. Ia akan melakukan apapun untuk membangun dan mempertahankan harmoni kehidupan.

Memahami kepribadian Dari Pola Hidup

Memahami kepribadian Dari Pola Hidup

Tentang bagaimana kita lebih suka menjalani hidup dan bagaimana kita terlihat oleh orang lain. Sebagai orang yang terncana dan terstruktur atau sebagai orang yang bebas dan terbuka, kepribadian terbagi menjadi dua. Kepribadian judging memilih untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan terstruktur dan konsisten sesuai rencana agar dapat terksekusi dengan tepat.  Kepribadian judging memilih rencana terbaik agar hasil efisen. Mereka mempertimbangkan waktu dan energi supaya tidak sia-sia. Ia lebih fokus untuk mengatur dan menuntaskan rencana dengan membuat to do list apa yang harus ia kerjakan satu persatu untuk mencapai hasil dan tujuan. Ia akan merasa sangat senang ketika telah menyelesaikan rencananya.

Kepribadian perceiving lebih suka memiliki banyak pilihan dan mengerjakan sesuatu secara spontanitas dan fleksibel menyesuaikan situasi. Lebioh suka mengerjakan tugas pada menit-menit akhir atau deadline dan semakin tambah bersemangat saat tenggat waktu semakin sempit. Ia selalu terbuka terhadap alternatif baru dan selalu siap menghadapi perubahan. Ia berprinsip menjalani hidup dengan cuek dan mengalir saja (let see what happen).

Langkah Selanjutnya

Setelah memahami jenis-jenis kepribadian itu seperti apa saja. Saat mengekspresikan diri, ketika memproses infomasi, mengambil keputusan, dan bagaimana pola hidupnya dalam bertindak. Selanjutnya apa yang harus kita lakukan? Apakah hanya cukup tahu jenis-jenis kepribadian seseorang lantas kita tidak berbuat apa-apa? Ataukah kita harus melakukan sesuatu? Yang harus kita lakukan adalah

Menerima keadaan diri dan orang lain

Setelah kita paham bagaimana diri kita, lantas kita bisa mengambil tindakan dalam setiap langkah kehidupan kita. Misalnya kita tidak suka dengan keramaian (introvert) maka jangan paksakan diri untuk bisa bergabung dengan teman-teman yang sukanya pesta, karena energi kita akan cepat habis. Jika terus menerus kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan kepribadian kita, bisa jadi kita akan hidup stres dan tertekan.

Kita harus terima jika diri kita memang tidak nyaman dengan semua itu. Jika kita sudah memahami bagaimana kepribadian kita, secara otomatis akan terbentuk circle persahabatan bersama orang-orang yang hampir sama dengan kita.

Lebih Bisa Menerima Kepribadian Orang yang Berbeda

Selain itu, dengan mengerti jenis-jenis kepribadian itu seperti apa saja, kita juga bisa menerima kepribadian orang yang berlainan dengan kita. Kita bisa menghargai kebiasaan orang lain dan tidak memaksa untuk harus sama dengan kita. Semua kepribadian mempunyai sisi positifnya masing-masing. Sehingga tidak ada kepribadian yang salah. Kepribadian akan terlihat begitu menonjol pada waktu dan tempat yang tepat.

Misalnya orang thinking lebih cocok untuk bekerja sebagai data analis dibandingkan dengan video editing. Begitu juga orang extrovert lebih cocok menjadi pemimpin organisasi daripada harus menjadi seorang penulis. Dengan memahami kepribadian maka kita bisa membagi tugas sesuai dengan kepribadian masing-masing dalam organisasi sehingga mudah untuk mencapai tujuan dan minim gesekan antar anggota. Memahami kepribadian berarti bisa memahami kelemahan dan menjadikannya sebagai jalan untuk saling menghargai dan menguatkan. Dengan memahami kepribadian kita tidak akan menganggap remeh orang lain dan tahu bagaimana harus bersikap.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top